Kemendikbudristek Bakal Ajukan Jalur Rempah Sebagai Warisan Budaya Dunia ke UNESCO pada 2024
Kemendikbudristek menyusun nominasi Jalur Rempah sebagai Warisan Budaya Dunia. Usulan akan disampaikan ke UNESCO pada 2024
Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Kemendikbudristek sedang menyusun nominasi Jalur Rempah sebagai Warisan Budaya Dunia UNESCO.
Direktur Jenderal Kebudayaan Kemendikbudristek Hilmar Farid mengatakan usulan ini akan disampaikan ke UNESCO pada 2024.
Rempah menjadi medium pertukaran budaya yang sepantasnya terus kita biasakan dan lestarikan," ujar Hilmar melalui keterangan tertulis, Senin (20/6/2022).
Rempah yang ada di Indonesia, kata Hilmar, tidak sekadar keunikan flora, tetapi juga penghubung terciptanya peradaban kebudayaan di setiap daerah di Indonesia.
Baca juga: Mendikbudristek Nadiem: Muhibah Budaya Jalur Rempah Gerakan Merawat Warisan Bangsa
Menurut Hilmar, kekayaan rempah nusantara bukan sekadar komoditas, namun berpengaruh besar dalam membangun peradaban nusantara.
"Lahir pertemuan antarbudaya di Indonesia disebabkan proses distribusi rempah dari satu daerah ke daerah lainnya sehingga bangsa Indonesia dikenal sebagai bangsa yang kaya dan besar. Bukan hanya oleh pedagang bangsa sendiri, namun juga dari bangsa lain," ucap Hilmar.
Hilmar mengatakan program Muhibah Budaya Jalur Rempah Kemendikbudristek untuk membangun kesadaran masyarakat tentang kekayaan rempah di Indonesia.
Muhibah Budaya ini diikuti oleh pemuda terpilih dari 34 Provinsi dan di setiap titik singgah melakukan interaksi dengan masyarakat.
Perjalanan mengarungi laut para Laskar Rempah dari 34 Provinsi dalam rangka Muhibah Budaya Jalur Rempah (MBJR) tiba di titik kelima Banda Neira, Maluku Tengah.
Baca juga: Bukan Hanya Jadi Kenangan, Jalur Rempah Memiliki Arti Penting di Masa Sekarang
Dalam momentum Muhibah Budaya Jalur Rempah ini, Kemendikbudristek mengundang dan memfasilitasi kunjungan Basaudara Wandan dipimpin Rajanya Bashar Alimuddin Latar yang telah tiba di Banda Naira pada 16 Juni 2022.
Basudara Wandan adalah anak cucu keturunan Banda yang sekarang menetap di Kepulauan Kei yang disebut Banda Ely dan Banda Elat yang ketika itu terusir dan selamat dari pembantaian VOC Tahun 1621.
"Ini adalah kunjungan bersejarah, untuk pertama kalinya warga Banda Ely menginjak tanah Banda setelah 400 tahun harus meninggalkan Banda karena menolak untuk dijajah," jelas Hilmar.
Sementara itu, Raja Banda Ely Bashar Alimudin Latar mengungkapkan, Muhibah Budaya Jalur Rempah 2022 mempertemukan generasi asli Banda dengan tanah leluhurnya juga masyarakat Banda Kepulauan saat ini.
"Hanya satu pesan yang kami sampaikan, jagalah negeri Banda untuk kepentingan Indonesia,” kata Raja Banda Ely.
Seperti diketahui, Muhibah Budaya Jalur Rempah dilepas keberangkatannya dari Surabaya pada 1 Juni lalu bertepatan dengan Hari Lahir Pancasila, oleh Mendikbudristek Nadiem Anwar Makarim dan Wakil Kepala Staf TNI AL Laksamana Madya Ahmadi Heri Purwono.
Laskar Rempah telah melintasi rute Surabaya, Makassar, Bau-Bau-Buton, Ternate-Tidore, dan Banda, yang akan dilanjutkan dengan rute Kupang, lalu kembali lagi ke Surabaya.