Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Studi Pertahanan: Mayoritas Negara yang Punya Ibu Kota Negara Darurat Menangkan Perang

Ibu Kota Negara Darurat didominasi oleh kota yang memegang peran penting dalam ekonomi, memiliki medan geografi kompleks, dan punya nilai strategis.

Penulis: Gita Irawan
Editor: Malvyandie Haryadi
zoom-in Studi Pertahanan: Mayoritas Negara yang Punya Ibu Kota Negara Darurat Menangkan Perang
TRIBUNNEWS.COM/PUSPEN TNI
ILUSTRASI Arhanud TNI AD. Dosen Hubungan Internasional Binus University Curie Maharani dalam pemaparannya mengatakan tim peneliti yakin adanya Ibu Kota Negara Darurat menunjukkan ketahanan politik suatu negara untuk meneruskan kemampuan berperangnya. 

Kemudian, kata dia, ada perlindungan VIP yang terkait dengan struktur pemerintahan dan politik suatu negara.

Selanjutnya, kata Curie, adanya konsentrasi center of gravity yan kemudian menjadi sumber kekuatan atau kelemahan yang apabila diserang bisa meruntuhkan daya juang suatu negara.

Sejauh yang mereka kaji, lanjut Curie, belum ada studi yang memunculkan faktor determinan efektivitas pertahanan ibukota.

"Pembahasan perang baru dikaitkan dengan konsep seperti center of gravity, fortifikasi, geografi militer, kedalaman strategis, dan sejenisnya," kata dia.

Pertanyaan yang hendak dijawab dalam studi tersebut, kata dia, adalah bagaimana pola-pola pertempuran Ibu Kota Negara dikaitkan dengan operasionalisasi konsep geografi, militer, dan juga konsentrasi CoG.

Dari sana, tim peneliti kemudian menyusun skenario kerawanan ibu kota dan memunculkan satu rekomendasi mengenai strategi pertahanan Ibu Kota Nusantara.

Kajian tersebut, kata dia, bersandar pada metode ilmiah dan metodologi yang diharapkan bisa dipertanggungjawabkan dan direplikasi oleh peneliti lainnya.

Berita Rekomendasi

"Novelty atau kebaruan dari kajian ini terletak pada data set pertempuran IKN dan Ibu Kota Darurat yang kami bangun dan kembangkan dari data set perang yang dibatasi pada periode 1910 sampai 2007," kata Curie.

Dari data set tersebut, lanjut dia, kemudian dilakukan seleksi terhadap perang mana saja yang memang ada serangan terhadap ibu kota.

Data set tersebut, kata dia, kemudian dimutakhirkan sampai tahun 2021.

Pada akhirnya, kata dia, tim mengubah unit analisisnya dari perang atau kampanye pada level strategis menjadi pertempuran ibu kota pada level yang taktikal.

"Hasilnya adalah 152 pertempuran di 67 negara. Sedangkan data set IKN darurat itu kami buat berdasarkan 17 negara," kata Curie.

Selain itu, kata dia, tim peneliti juga mengembangkan delapan skenario pertempuran ibu kota.

Awalnya, kata Curie, tim berniat untuk mengidenfikasi faktor-faktor keberhasilan pertahanan IKN.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas