Golkar: Airlangga Hartarto Bukan Sekadar Mengisi Kekosongan Pasca Jokowi
Ketua DPD Partai Golkar Jawa Timur M. Sarmuji mengungkapkan, dua alasan partainya mengusung ketua umum Airlangga Hartarto sebagai capres.
Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua DPD Partai Golkar Jawa Timur M. Sarmuji mengungkapkan, dua alasan partainya mengusung ketua umum Airlangga Hartarto sebagai calon presiden (Capres) pada Pilpres 2024.
Sarmuji mengatakan, hal pertama yang menjadi alasan Golkar memajukan Airlangga adalah kekampuan dalam menyelesaikan permasalahan politik identitas dampak Pemilu tahun 2019.
Pasalnya, hingga saat ini, politik identitas belum bisa mereda.
Hal itu disampaikan Sarmuji dalam talkshow LKI bertajuk Membaca Arah Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) di Studio MPO Cikajang, Jakarta, Jumat (24/6/2022).
"Pak Airlangga ini bukan sekedar untuk mengisi kekosongan pasca-Pak Jokowi, tapi kami sadar betul ada tantangan bangsa yang harus dijawab, di mana pada Pilpres 2019 mengisahkan luka akan politik identitas," kata Sarmuji
Wakil Ketua Komisi VI DPR RI ini menambahkan, bahwa rakyat sudah jenuh dengan politik identitas dampak perbedaan pilihan politik Pemilu 2019.
Baca juga: Beredar Foto Pertemuan dengan Airlangga Hartarto, Ini Tanggapan Elite Partai NasDem
Sehingga, permasalahan itu harus segera diselesaikan.
Alasan kedua, lanjut Sarmuji, Airlangga memiliki kapasitas yang lebih unggul dibanding capres yang diusung partai lain.
Apalagi, ia meyakini bahwa jika nantinya Airlangga menjadi presiden, berbagai aspek, mulai dari bidang ekonomi, sosial, budaya bisa diselesaikan.
"Dia (Airlangga) mempunyai kemampuan teknokrasi" jelasnya.
Tak hanya itu, Sarmuji menyebut, kehadiran Koalisi Indonesia Bersatu yang digagas oleh Partai Golkar, PPP dan PAN akan mampu menyudahi dominasi politik identitas di Indonesia.
Ia meyakini, kerja sama ketiga parpol tersebut mampu merekatkan kembali persatuan yang ada di masyarakat.
"Itulah yang sebenarnya mau diatasi oleh KIB, karena itu tiga partai bersatu itu Golkar, PPP dan PAN ini merekatkan persatuan, sekaligus menipiskan ketegangan yang selama ini terjadi," kata Sarmuji.