Putra Aceh Zainal Abidin Hasbullah Raih Cum Laude di Universitas Zaitunah Tunisia
Zainal Abidin Hasbullah berhasil mempertahankan tesisnya di hadapan para penguju di Universitas Zaitunah, Tunis, Senin (27/6/2022).
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, TUNISIA - Mahasiswa Pascasarjana asal Aceh, Zainal Abidin Hasbullah berhasil mempertahankan tesisnya tentang "Hubungan Tradisi dan Adat dengan Islam: Suku Gayo dan Alas di Aceh, Indonesia" di Auditorium Ibnu Khaldun, Fakultas Ushuluddin, Universitas Zaitunah, Tunis, Senin (27/6/2022).
Zainal Abidin Hasbullah berhasil mempertahankan tesis di hadapan para penguji Maniyya al-Majiri, Habib Nuha, dan Abdul Qadir Nafati.
Duta Besar RI untuk Tunisia, Zuhairi Misrawi menyampaikan kegembiraannya atas prestasi yang diraih mahasiswa Indonesia asal Aceh ini.
"Saya senang dan bangga, karena pada tahun ini, kita panen para kader masa depan. Mahasiswa kita di Universitas Zaitunah berhasil melakukan kajian keislaman dan keindonesiaan," Zuhairi Misrawi dalam keterangannya kepada Tribunnews.
Baca juga: Berjumpa Rektor Universitas Zaitunah, Dubes Zuhairi Perkuat Kerjasama Antar-Perguruan Tinggi Islam
"Kita berhasil mengenalkan kepada dunia, bahwa khazanah tradisi Nusantara, khususnya Aceh mampu menjadikan Islam semakin membumi dan mewarnai kehidupan warga dengan akhlak mulia," ujar Duta Besar RI lulusan Universitas al-Azhar Kairo, Mesir ini.
Sementara Zainal Abidin Hasbullah, di hadapan para penguji mampu menjelaskan arti penting tradisi dalam penguatan Islam di Aceh.
"Dari tradisi suku Gayo dan Alas, kita dapat melihat sumbangsih yang besar tradisi dalam penyebaran dan pembumian Islam di Aceh," kata Zainal Abidin Hasbullah.
"Kita bisa melihat beberapa tradisi, baik dari lahiran, khitanan, pernikahan, maupun meninggal dunia. Semua itu membuktikan bahwa Islam dan tradisi saling memperkaya."
"Di samping itu, saya juga dapat mengenalkan Aceh ke dunia, khususnya tradisi suku Gayo dan Alas, yang jarang menjadi kajian akademis," ujar Zainal Abidin Hasbullah, mahasiswa pascasarjana asal Aceh.
Ia menambahkan, bahwa para guru besar di Universitas Zaitunah menyambut tesisnya, karena dapat menjelaskan Islam Indonesia dan karakter warganya yang santun dan ramah.
"Para guru besar sangat memberikan apresiasi, karena saya mampu menghadirkan kajian yang relatif baru, yaitu akulturasi Islam dan tradisi. Kajian ini dianggap mampu menjelaskan karakteristik Islam Indonesia yang mampu menghadirkan kerahmatamahan dan kelembutan," ujarnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.