Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Korban Kekerasan Asusila Diperiksa di Polda Metro Jaya, Diduga Jadi Korban Rudapaksa

Kasus kekerasan asusila kembali terjadi di Pondok Pesantren kawasan Beji Timur, Depok, Jawa Barat.

Editor: Malvyandie Haryadi
zoom-in Korban Kekerasan Asusila Diperiksa di Polda Metro Jaya, Diduga Jadi Korban Rudapaksa
Sripoku.com/Anton
Ilustrasi rudapaksa. Kasus kekerasan asusila kembali terjadi di Pondok Pesantren kawasan Beji Timur, Depok, Jawa Barat. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fandi Permana

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kasus kekerasan asusila kembali terjadi di Pondok Pesantren kawasan Beji Timur, Depok, Jawa Barat.

Korbannya pun mencapai 11 orang dan kasusnya sudah dilaporkan di Polda Metro Jaya.

Tak main-main, korban mengaku mengalami peristiwa itu yang diduga dilakukan orang tua asuh laki-laki sejak satu tahun terakhir.

Dari belasan korban, hanya lima orang yang berani mengadu ke orangtuanya dan korban langsung membuat laporan ke Polda Metro Jaya.

Setelah membuat laporan, tiga orang santri berinisial A, T dan R sudah dimintai keterangan oleh penyidik Polda Metro Jaya.

Sementara dua orang lainnya belum diperiksa karena tempat tinggalnya ada di Bandung dan sedang dalam kondisi sakit.

Berita Rekomendasi

Kuasa hukum korban, Megawati mengatakan, pihaknya sudah melapor ke Polda Metro Jaya.

"Dari 11 yang dilecehkan, yang berani untuk bicara baru 5 orang, tapi sekarang yang diperiksa baru 3 orang. Karena yang 1 orang lainnya masih di Bandung dalam kondisi sakit," kata Megawati saat ditemui di Polda Metro Jaya, Rabu (29/6/2022).

Baca juga: Bujuk Rayu dan Iming-iming Satpam Sekolah di Blitar Ajak Siswi SMP Berbuat Asusila di Hotel

Megawati mengungkapkan kronologi singkat peristiwa itu, ia berinisiatif untuk mengajak korban melapor ke Polda Metro dan langsung dilakukan visium di rumah sakit bersama penyidik.

"Sudah dilakukan visum, tapi sampai hari ini hasil visumnya belum keluar. Jadi kita juga menunggu hasil visum, dan menurut kami karena anak itu sudah cidera dari dalamnya udah ada luka," katanya Rabu.

Kronologi peristiwa 

Mega menuturkan, para korban ini awalnya diajak masuk ke dalam sebuah ruangan.

Diduga sang pengajar melecehkan para santri itu saat kegiatan pondok pesantren libur.

Tak hanya itu, satu hari sebelum pulang ke rumah, ada beberapa korban yang dirudapaksa oleh empat orangtua asuh yang biasa disapa ustaz dan satu lelaki lainnya kakak kelas.

Sejauh ini, baru 11 santriwati yang ketahuan jadi korban pencabulan dan ia menduga masih ada korban lainnya yang mengalami hal serupa.

Meski begitu, ia belum memiliki bukti fisik dalam perkara ini, tapi ia sudah merekam semua pengakuan dari para korban pencabulan. Mega menyebut, para korban kekerasan seksual mengalami luka di bagian kewanitaannya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas