Kapan Idul Adha 2022 di Arab, Malaysia dan Pakistan? Samakah dengan Indonesia?
Sejumlah negara menetapkan Idul Adha di antara tanggal 9 dan 10. Lantas kapan Idul Adha 2022 di Arab, Malaysia dan Pakistan?
Penulis: Widya Lisfianti
Editor: Tiara Shelavie
TRIBUNNEWS.COM - Pemerintah Indonesia resmi menetapkan Hari Raya Idul Adha 2022 jatuh pada tanggal 10 Juli 2022 mendatang.
Keputusan tersebut didapat setelah Kementerian Agama melaksanakan sidang isbat pada Rabu (29/6/2022).
Berbeda dengan pemerintah, Muhammadiyah telah memutuskan Hari Raya Idul Adha 1442 H pada 9 Juli 2022.
Baca juga: Mengapa Idul Adha di Indonesia dan Arab Saudi Berbeda? Ini Penjelasan Kemenag
Lantas, Apakah Idul Adha 2022 di Indonesia Bersamaan dengan Negara Lain?
Sejumlah negara menetapkan Idul Adha di antara tanggal 9 dan 10, simak berikut ini:
Baca juga: Presiden Jokowi Beli Sapi Seharga Rp 100 Juta dari Warga Bromo untuk Kurban Idul Adha Tahun Ini
1. Arab
Mengutip Al Arabiya, Idul Adha di Arab akan dimulai pada 9 Juli 2022.
Hal tersebut diputuskan setelah penampakan bulan sabit di Arab Saudi di observatorium Tamir, kantor berita resmi Saudi Press Agency (SPA).
2. Pakistan
Mengutip Khaleej Times, hari pertama Idul Adha 2022 di Pakistan dimulai pada 10 Juli 2022.
3. Malaysia
Mengutip Khaleej Times, Malaysia mengumumkan hari pertama Idul Adha pada 10 Juli 2022.
4. Hongkong
Dewan Muslim Hong Kong juga mengumumkan tanggal yang sama, yakni 10 Juli 2022 sebagai Hari Raya Idul Adha.
5. Jepang
Komite Ruyat-e-Hilal Jepang (komite penampakan bulan sabit di negara tersebut) memantau dari 28 lokasi di seluruh negeri.
Ini mengungkapkan bahwa bulan belum terlihat, dan tanggal pertama Idul Adha adalah 10 Juli.
6. Brunei Darussalam
Kesultanan Brunei juga telah mengumumkan tanggal yang sama sebagai awal Idul Adha, yakni 10 Juli 2022.
Sidang Isbat Penetapan Hari Raya Idul Adha 2022
Penetapan Hari Raya Idul Adha oleh Kemenag didasarkan dari pantau hilal di 86 titik seluruh wilayah Indonesia, kemudian dilanjutkan dengan rapat sidang isbat.
Sidang isbat yang digelar secara daring dan luring ini diawali dengan pemaparan posisi hilal oleh anggota tim Unifikasi Kalender Hijriah Kemenag, Thomas Djamaluddin.
Menurut Wamenag, proses pengamatan hilal ini menjadi pertimbangan penting dalam sidang isbat.
"Dari 34 provinsi yang telah kita tempatkan pemantau hilal, tidak ada satu pun dari mereka yang menyaksikan hilal," jelasnya.
Sidang isbat awal Zulhijah 1443 H yang digelar di Auditorium HM Rasjidi Kantor Kemenag ini dihadiri Ketua Komisi VIII DPR RI Yandri Susanto, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Abdullah Jaidi, perwakilan Mahkamah Agung, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), serta Duta Besar negara sahabat.
Hadir juga perwakilan Badan Informasi Geospasial (BIG), Bosscha Institut Teknologi Bandung (ITB), Planetarium, Pakar Falak dari Ormas-ormas Islam, Lembaga dan instansi terkait, Pimpinan Ormas Islam, serta Pondok Pesantren.
(Tribunnews.com, Widya)