Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Antisipasi Krisis Pangan, Pemerintah Diminta Jamin Ketersediaan 11 Komoditas Bahan Pokok

Pemerintah diminta untuk menjamin ketersediaan 11 komoditas bahan pokok untuk mengantisipasi krisis global di bidang pangan.

Penulis: Chaerul Umam
Editor: Dewi Agustina
zoom-in Antisipasi Krisis Pangan, Pemerintah Diminta Jamin Ketersediaan 11 Komoditas Bahan Pokok
Tribunnews/Irwan Rismawan
Pemerintah diminta untuk menjamin ketersediaan 11 komoditas bahan pokok untuk mengantisipasi krisis global di bidang pangan, salah satunya komoditas beras. Foto pekerja menata karung berisi beras di Gudang Bulog Kanwil DKI dan Banten, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Kamis (18/3/2021). 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Chaerul Umam

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Guru Besar Institut Pertanian Bogor (IPB) Dwi Andreas Santosa meminta pemerintah menjamin ketersediaan 11 komoditas bahan pokok untuk mengantisipasi krisis global di bidang pangan.

Adapun 11 komoditas yaitu beras, jagung, bawang merah, bawang putih, cabai besar, cabai rawit, daging sapi/kerbau, daging ayam, telur ayam, gula pasir, dan terakhir minyak goreng.

"Untuk memiliki stok yang cukup, itu wajib, kenapa? Kalau ada goncangan pangan, itu lebih tepat bisa diatasi karena bisa digelontorkan pangan yang disimpan untuk masyarakat. Tetapi kenyataan berkata lain, saat ini Badan Pangan Nasional (BPN) belum memiliki dana untuk mengisi stok," kata Dwi Andreas Santosa, dalam keterangan yang diterima, Minggu (3/7/2022).

Baca juga: Hadapi Krisis Pangan Global, Kementan-ICMI Bogor Gelar Pelatihan Pertanian Geo Ekonomi Hijau

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan bahwa Indonesia memiliki ketersediaan pangan yang memadai hingga akhir tahun 2024.

Terkait dengan beras, Bulog disebut sudah tidak lagi mengimpor beras dalam tiga tahun, bahkan Indonesia berencana untuk mengekspor beras.

Bulog disebut memiliki stok lebih dari 1 juta ton beras.

Berita Rekomendasi

Namun stok beras 1 juta ton itu menurut Andreas tidak memuaskan.

"Stok di Bulog sampai 13 Juni hanya 1 juta ton. Jauh di bawah ketika Bulog pada tahun-tahun sebelumnya. Karena biasanya, setelah panen raya simpanan di atas 2 juta ton," ujar Andreas.

Lebih lanjut, Andreas mengatakan Badan Pangan Nasional memerlukan anggaran untuk membeli komoditas dan juga membangun infrastruktur penyimpanan yang memadai.

"Jadi, pemerintah memiliki Pekerjaan Rumah (PR) yang besar untuk melengkapi stok komoditas pangan nasional di tengah ancaman krisis pangan global," tandasnya.

Baca juga: Di Konferensi Laut Sedunia, Menteri Trenggono Bicarakan Program Ekonomi Biru Solusi Ketahanan Pangan

Diberitakan sebelummya, Dalam Rapat Koordinasi Terbatas (Rakortas) tentang Kebijakan Pangan, Rabu (29/6/2022), Menko Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto bersama Menko Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK), Menteri Keuangan, Menteri Pertanian, Kepala Badan Pangan Nasional, Kepala BNPB, Dirut BULOG, serta sejumlah Pimpinan K/L membahas kondisi terkini terkait dengan situasi pangan nasional dan antisipasi krisis global di bidang pangan, serta berbagai upaya yang akan dilakukan untuk menjaga ketahanan pangan nasional.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan bahwa Indonesia memiliki ketersediaan pangan yang memadai hingga akhir tahun 2024.

"Berdasarkan data dan neraca yang dipaparkan pada rapat internal dengan Bapak Presiden, stok per Desember 2021 adalah 7 juta ton dan stok Bulog lebih dari 1 juta ton, artinya kalau ekspor 200.000 ribu ton masih aman," kata Menko Airlangga.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas