Kasus Omicron BA.4 dan BA.5 Relatif Rendah, Menkes Sebut Indonesia Jauh Lebih Baik dari Negara Lain
Menkes menyebut fluktuasi kasus Covid-19 subvarian BA.4 dan BA.5 di Indonesia jauh lebih baik dibandingkan negara-negara lain, kasus mulai landai
Penulis: Galuh Widya Wardani
Editor: Tiara Shelavie
![Kasus Omicron BA.4 dan BA.5 Relatif Rendah, Menkes Sebut Indonesia Jauh Lebih Baik dari Negara Lain](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/menteri-kesehatan-budi-gunadi-sadikin-senin-9520221.jpg)
TRIBUNNEWS.COM - Banyak negara di wilayah Eropa, Amerika dan Asia lainnya yang mengalami kenaikan kasus secara signifikan, akibat Covid-19 subvarian Omicron BA.4 dan BA.5.
Namun, fluktuasi kasus Covid-19 subvarian BA.4 dan BA.5 di Indonesia jauh lebih baik dibandingkan negara-negara tersebut.
Padahal, jumlah populasi di Indonesia sangat banyak.
Hal itu disampaikan Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin pada saat konpers Evaluasi PPKM yang disampaikan secara virtual melalui YouTube Sekretariat Presiden, Senin (4/7/2022).
"Hasil diskusi dengan para epidemologi (terkait kenaikan kasus yang hampir terjadi di seluruh dunia) ini disebabkan karena kekurang waspadaan dari beberapa negara dan terlalu terburu-buru mengendurkan protokol kesehatan maupun vaksinasi."
"Indonesia relatif jauh lebih baik dengan populasi yang sangat banyak menghadapi gelombang BA.4 dan BA.5 ini," kata Menkes Budi.
Baca juga: Pakar Epidemiologi: Memprediksi Puncak Kasus Covid-19 Perlu Penguatan Pada Testing dan Tracing
Ini, kata Menkes Budi, karena masyarakat Indonesia lebih disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan dan juga dalam melaksanakan vaksinasi.
Oleh karena itu, masyarakat tetap diminta taat pata aturan penggunaan protokol kesehatan seperti anjuran pemerintah.
Yaitu tetap menggunakan masker di dalam ruangan, tetap menggunakan masker saat ada kerumunan dan tetap menggunakan masker ketika kondisi badan tidak sehat.
Sementara, di ruangan terbuka, pemerintah masih memberikan kelonggaran untuk tidak menggunakan masker.
Selain itu, bagi masyarakat yang belum melaksanakan vaksinasi booster, diimbau untuk segera mendapatkan vaksin.
"(Ini karena) vaksinasi booster yang memang terbukti bisa meningkatkan kadar antibodi yang ada di tubuh," lanjut Menkes Budi.
Baca juga: Cakupan Booster Covid-19 Masih Rendah, Menkes Sebut Bukan Hanya Masalah Indonesia Saja
Peningkatan Kasus Terbilang Rendah
Peningkatan kasus yang terjadi di Indonesia tergolong rendah.
Padahal di luar negeri, puncak kasus terjadi dalam 30 hari sampai 40 hari sejak pertama kali kasus ditemukan.
"Nah Indonesia ini sudah sekitar 30 hari, jadi kita mungkin masih ada waktu satu atau dua minggu kedepan."
"Kalau kita bandingkan dengan negara lain, seharusnya puncaknya sudah tercapai."
"Jadi biasanya itu puncak tercapai kalau dominasi satu varian itu sudah tinggi.
"Nah sekarang di Indonesia BA.4 dan BA.5 itu sudah lebih dari 80 persen dari pertama kali ditemukan, bahkan untuk di DKI Jakarta, sudah 100 persen (masyarakat itu terinveksi) varian BA.4 dan BA.5," jelas Menkes.
Jika melihat saat varian Delta mendominasi atau sudah hampir seratus persen dari populasi virusnya, itu mulai terjadi penurunan.
Baca juga: PPKM Luar Jawa-Bali Diperpanjang hingga 1 Agustus 2022, Ini Sebaran Kasus Covid-19 per 4 Juli
Termasuk juga pada saat Omicron, apabila itu sudah hampir seratus persen dari yang kita temukan pertama kali, maka penurunan kasus mulai terjadi.
"Jadi sekarang kita juga melihat walaupun kasus yang naik, tapi pelandaian mulai terjadi baik di Jakarta maupun di Indonesia," tegas Menkes Budi.
Lantas mengapa di Indonesia demikian?
Sebagaimana disampaikan Menkes Budi, jumlah kasus di Indonesia jauh lebih rendah, dibandingkan dengan puncak sebelumnya.
Yaitu hanya empat sampai lima persen.
Di negara-negara lain, itu puncak kasus dicapai dengan persentase 30 persen dari puncak sebelumnya.
Penyebabnya, lanjut Budi, survei terakhir dibulan Maret menunjukkan antibodi kita masih tinggi.
Bulan Desember menurut survei, antibodi masyarakat sekitar 400-500an itu sudah dimiliki oleh 88 persen populasi.
Bulan Maret, survei menunjukkan 99 persen populasi di Indonesia sudah memiliki antibodi di level 3000-4000, jadi jauh lebih tinggi.
Baca juga: Vaksinasi Covid-19 Berpeluang Jadi Program Rutin: Selama Pandemi Ada Vaksin Jadi Upaya Perlindungan
Jokowi, kata Menkes, menghimbau kepada masyarakat untuk tetap waspada menghadapi kenaikan kasus, karena pandemi belum selesai.
Orang nomor satu di Indonesia itu, sambung Menkes Budi, juga menyampaikan terima kasih karena masyarakat Indonesia sudah tetap disiplin menjalankan protokol kesehatan dan booster.
"Kita Juli ini sudah terbukti tiga bulan kita bisa lewati dengan jauh lebih baik dibandingkan negara lain."
"Kalau nanti tiga bulan berikutnya, Agustus-September kita bisa mengendalikan jumlah kasus kita, maka kita akan menjadi salah satu negara di dunia yang benar-benar bisa menjaga pandemi ini."
"Sehingga kedepannya kita akan lebih yakin, confidence masyarakat lebih tinggi untuk beraktivitas dan kalau mereka beraktivitas maka kegiatan ekonomi kita akan bisa jalan dengan baik," pungkas Menkes Budi.
(Tribunnews.com/Galuh Widya Wardani)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.