Jokowi: Hati-hati yang Suka Makan Roti & Makan Mi, Harganya Bisa Naik akibat Perang Rusia-Ukraina
Jokowi mengatakan kenaikan harga gandum akan berdampak pada harga pangan seperti roti dan mi yang diperkirakan juga akan mengalami kenaikan.
Penulis: Taufik Ismail
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, MEDAN - Perang antara Rusia dan Ukraina telah menyebabkan sejumlah negara mulai dilanda krisis pangan. Krisis pangan itu sudah terjadi di Afrika dan beberapa negara Asia.
Negara-negara itu kini mulai dilanda kelaparan lantaran ketergantungan gandum yang diimpor dari Ukraina.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan invasi Rusia ke Ukraina sangat mempengaruhi komoditas pangan dunia, terutama gandum. Pasalnya, Ukraina dikenal sebagai salah satu produsen terbesar gandum di dunia.
"Sekarang ini sudah mulai, karena barang itu tidak bisa ke luar dari Ukraina, enggak bisa ke luar dari Rusia. Di Afrika dan beberapa negara di Asia sudah mulai yang namanya kekurangan pangan akut, sudah mulai yang namanya kelaparan. Bayangkan," kata Jokowi di acara Peringatan Hari Keluarga Nasional ke-29 di Medan, Kamis (7/7/2022).
Baca juga: Jokowi Sempat Tanyakan Stok Gandum ke Putin dan Zelenskyy
Meski gandum bukan makanan pokok masyarakat Indonesia, Jokowi mengingatkan hal itu tetap akan berdampak ke Indonesia. Sebab Indonesia masih bergantung pada gandum dari dua negara tersebut.
Apalagi Indonesia mengimpor gandum dari negara-negara tersebut sebesar 11 juta ton.
"Hati hati yang komoditas pangan dunia naik semua umpamanya gandum. Kita juga impor gandum gede banget 11 juta ton impor gandum kita," ujar Jokowi.
Kenaikan harga gandum itu, kata Jokowi, sudah pasti akan berdampak pada harga pangan seperti roti dan mi.
"Ini hati-hati yang suka makan roti yang suka makan mi, harganya bisa naik. Karena apa? ada perang di Ukraina. Kenapa perang di Ukraina mempengaruhi harga gandum? Karena produksi gandum 34 persen berada di negara itu. Rusia, Ukraina, Belarusia semua ada di situ. Di Ukraina saja ada stok gandum," paparnya.
Jokowi lantas menceritakan pengalamannya saat berkunjung ke Ukraina.
Di sana ia menanyakan langsung kepada Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy soal stok gandum.
"Waktu saya ke sana, saya tanya langsung Presiden Ukraina, berapa stok yang ada di Ukraina? 22 juta ton. Stok enggak bisa dijual. Kemudian ada panen baru ini 55 juta ton, artinya stoknya menjadi 77 juta ton," urai Jokowi.
Baca juga: Ukraina Minta Turki Menahan Kapal Kargo Berbendera Rusia yang Bawa Ribuan Ton Gandum
Kemudian saat berkunjung ke Rusia, Jokowi menanyakan hal yang sama ke Presiden Vladimir Putin. Ternyata stok gandum di negara itu mencapai 130 juta ton.
"Bayangkan berapa ratus juta orang ketergantungan kepada gandum Ukraina dan Rusia. Dan sekarang ini sudah mulai (langka). Barang itu enggak bisa keluar dari Ukraina dan enggak bisa keluar dari Rusia," kata Jokowi.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.