Mengenal Kawasan Elite SCBD yang Diplesetkan Menjadi Sudirman, Citayam, Bojonggede, dan Depok
Sudirman Central Business District atau SCBD diplesetkan menjadi Sudirman, Citayam, Bojonggede, dan Depok. Apa itu SCBD?
Penulis: Widya Lisfianti
Editor: Siti Nurjannah Wulandari
TRIBUNNEWS.COM - Sudirman Central Business District atau SCBD merupakan pusat bisnis premium dengan gedung perkantoran, hunian eksklusif, pusat perbelanjaan modern, dan hotel bintang lima, yang didukung dan dilengkapi dengan sarana dan prasarana yang terintegrasi.
SCBD berlokasi di Gedung Artha Graha, Jl. Jend. sudirman kav 52-53 No.Kav 52-53, RT.5/RW.3, Senayan, Kec. Kby. Baru, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12190.
Diketahui, SCBD mempunyai luas 45 hektar, yang dibagi menjadi 25 lot.
Mengutip laman SCBD, penyusunan masterplan SCBD dilaksanakan pada tahun 1987 - 1992 di bawah nama PT Danayasa Arthatama.
Kawasan kumuh di jantung segitiga emas Jakarta itu kemudian bertranformasi menjadi kawasan elite dan modern.
Sementara Gedung Artha Graha adalah gedung perkantoran pertama yang berdiri di kawasan SCBD pada 1995.
Baca juga: SCBD Diplesetkan Menjadi Sudirman Citayam Bojonggede dan Depok, Ini Tanggapan Anies Baswedan
Kemudian, menyusul apartemen mewah, gedung perkantoran hingga hotel elite mulai didirikan.
Pada 19 April 2002, SCBD melakukan penawaran umum perdana atas 100.000.000 saham kepada masyarakat di Bursa Efek Surabaya (sekarang Bursa Efek Indonesia) dan menjadi perusahaan terbuka dengan kode perdagangan SCBD.
Saat ini, Komisaris Utama PT Danayasa Arthatama dijabat oleh Sugianto Kusuma.
Sementara jabatan Komisaris dipegang oleh Hartono Tjahjadi Adiwana dan Ku Siew Kuan.
SCBD Diplesetkan Menjadi Sudirman, Citayam, Bojonggede, dan Depok
Diberitakan Tribunnews.com sebelumnya, di media sosial, muncul plesetan SCBD (Sudirman, Citayam, Bojonggede, dan Depok) merujuk 'invasi' para banyaknya remaja atau anak baru gede (ABG) dari Citayam dan sekitarnya itu yang nongkrong di Dukuh Atas, Taman Sudirman.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menanggapi, femonena SCBD itu adalah demokratisasi Jalan Jenderal Sudirman.
Kata Anies, Jalan Jenderal Sudirman dulunya hanya bisa dinikmati oleh warga yang bekerja di kawasan tersebut.
"Saya mengistilahkan demokratisasi Jalan Jenderal Sudirman karena menjadi milik semua, siapa saja datang menikmati dan orangtua itu bawa anak-anak jalan sambil mereka dengan mudah bilang 'Nak, kamu belajar yang rajin, ya. Biar suatu saat kamu bisa kerja di gedung ini. Nak, kamu belajar yang rajin, ya. Biar suatu saat nanti kamu bisa bekerja di tempat ini," jelas Anies.
Mantan Menteri Pendidikan itu mengatakan Jalan Jenderal Sudirman kemudian menjadi ruang ketiga yang mensetarakan.
Siapapun bisa memiliki pengalaman baru dan boleh datang darimana saja ke Jalan Jenderal Sudirman.
(Tribunnews.com, Widya)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.