Jadi Khatib di Masjid Agung Al Azhar, Lukman Hakim: Perlunya Kedepankan Ajaran Agama yang Moderat
Lukman Hakim Saifuddin menegaskan pentingnya mengedepankan keilmuan agama yang moderat atau tidak melebihi batas.
Penulis: Rizki Sandi Saputra
Editor: Wahyu Aji
Laporan Reporter Tribunnews.com, Rizki Sandi Saputra
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mantan Menteri Agama (Menag) Lukman Hakim Saifuddin menegaskan pentingnya mengedepankan keilmuan agama yang moderat atau tidak melebihi batas.
Hal itu disampaikan Lukman saat dirinya bertindak sebagai Khotib dalam pelaksanaan Ibadah salat Idul Adha 1444H di Masjid Agung Al Azhar, Minggu (10/7/2022).
"Beragama secara moderat dalam artian tidak berlebihan dan melampaui batas itu lebih difokuskan pada pembinaan umat beragama di ranah kehidupan publik," kata Lukman di atas mimbar Khotbah.
Pernyataan itu diutarakan Lukman karena dirinya melihat saat ini tantangan dalam hidup beragama, khususnya di Indonesia kian mengkhawatirkan.
Banyak manusia yang mengaku beragama kata dia, saat ini kerap kali menggunakan tafsir tanpa kaidah keilmuan, bahkan banyak dari mereka juga yang mengingkari nilai-nilai kemanusiaan.
Oleh karenanya, perlu diperhatikan cara pandang, sikap dan praktik beragama yang tentunya harus berdampak positif, tanpa harus berlebihan.
"Maka dalam menyikapi fenomena semua itu, kita perlu menjaga dan memelihara cara pandang, sikap, dan amalan keagamaan (praktik beragama) yang tidak berlebihan dan melampaui batas," beber dia.
Hal utama yang diperhatikan dalam memahami agama yang moderat kata dia, dengan membangun cara pandang, sikap, dan praktik beragama yang berdampak positif dalam kehidupan bersama.
Baca juga: Dalam Khotbah, Eks Menag Lukman Hakim Beberkan 3 Tantangan Beragama yang Terjadi di Indonesia
Poin penting selanjutnya dalam beragama secara moderat yakni prinsip adil, berimbang, dan menaati konstitusi sebagai kesepakatan bersama.
"Setiap umat beragama harus lebih memfokuskan diri pada pesan utama ajaran agama, yang inti pokok ajarannya adalah melindungi kemanusiaan dan membangun kemaslahatan bersama," tukas Lukman.
Sebelumnya, Mantan Menteri Agama RI (Menag) Lukman Hakim Saifuddin membeberkan setidaknya ada tiga poin tantangan kehidupan umat manusia dalam beragama khususnya di Indonesia yang merupakan negara majemuk.
Hal itu disampaikannya saat bertindak sebagai Khotib dalam pelaksanaan ibadah salat Idul Adha 1443H di Masjid Agung Al Azhar, Jakarta Selatan.
"Agama menasihatkan bahwa setiap manusia punya harkat, derajat, dan martabat yang harus senantiasa dilindungi dan dijunjung tinggi. Inti dan esensi pokok ajaran agama adalah memanusiakan manusia," kata Lukman Hakim dalam khotbah dengan tema 'Memanusiakan Manusia' di atas mimbar, Minggu (10/7/2022).
Adapun tantangan dalam beragama menurut Lukman yakni pertama, saat ini banyak manusia yang kehidupannya telah mengingkari nilai-nilai kemanusiaan.
Dirinya menilai, kekinian, sebagian besar manusia yang beragama justru hidupnya semakin eksklusif dan tidak mementingkan kehidupan orang lain.
"Fenomena beragama yang amat memprihatinkan seperti itu tak hanya mengganggu kehidupan keagamaan di tengah masyarakat yang majemuk, tetapi juga mengancam keutuhan keindonesiaan kita," ucap Lukman.
Tantangan kedua, Lukman menjelaskan,bahwa belakangan ini dirinya menilai sudah mulai muncul fenomena tafsir keagamaan yang tidak bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
Baca juga: Jusuf Kalla, Lukman Hakim dan Jimly Asshiddiqie Salat Idul Adha di Masjid Agung Al Azhar
Hal itu dikarenakan, banyaknya tafsir namun tidak berdasarkan kaidah keilmuan, atau dalam kata lain, banyak manusia yang tidak memiliki kompetensi keilmuan yang cukup, tetapi dengan mudah menerjemahkan, menafsirkan, dan menginterpretasikan teks-teks kitab suci.
"Muncullah terjemahan dan tafsir keagamaan yang terlalu berlebihan dan melampaui batas. Sebagian kelewat bertumpu pada teks semata dan mengabaikan konteks sama sekali," beber dia.
"Lahirlah beragam konflik sosial di tengah masyarakat akibat adanya benturan saling memaksakan tafsir yang tak berdasar tersebut," sambungnya.
Tantangan terakhir kata Lukman yakni dengan muncul nya fenomena di mana atas nama agama, setiap orang bisa secara demonstratif mendakwahkan pemahaman bahwa Pancasila bertentangan dengan ajaran agama.
Padahal di tengah kemajemukan masyarakat Indonesia yang beragam suku ras dan agama, nilai di dalam Pancasila menjadi penting untuk dikedepankan.
"Cara beragama yang berlebihan dan melampaui batas seperti itu juga akan berdampak memperburuk citra agamanya sendiri serta melukai keharmonisan hidup bersama umat agama lain," tukas Lukman.
Sebagai informasi, dalam kesempatan ini, Lukman berdiri sebagai Khotib dengan menyampaikan khotbah bertemakan 'Memanusiakan Manusia serta menjaga kemaslahatan dan kesepakatan bersama'.
Baca juga: Masjid Agung Al Azhar Gelar Salat Idul Adha dan Penyembelihan Hewan Kurban Hari Ini
Dalam momen salat Idul Adha di Masjid Agung Al Azhar ini juga turut dihadiri oleh mantan Wakil Presiden RI sekaligus Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI) Jusuf Kalla serta mantan Ketua MK Jimly Asshiddiqie.