Jokowi Terima Kunjungan Menlu China, Apresiasi Resolusi Damai Indonesia di Ukraina
Menlu China mengunjungi Indonesia hari ini. Kunjungan tersebut diterima Jokowi di Istana Negara. Apresiasi Cina ditunjukan soal upaya damai di Ukraina
Penulis: Yohanes Liestyo Poerwoto
Editor: Pravitri Retno W
TRIBUNNEWS.COM - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menerima kunjungan Menteri Luar Negeri (Menlu) China, Wang Yi, di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (11/7/2022).
Pada kunjungannya ini, Wang Yi mewakili China mengapresiasi upaya Indonesia untuk terlibat dalam upaya resolusi damai terkait perang yang terjadi antara Ukraina dan Rusia.
Dikutip dari presidenri.go.id, Menlu Indonesia Retno Marsudi mengungkapkan apresiasi dari China itu secara spesifik yaitu soal kunjungan Jokowi ke ibu kota Ukraina, Kiev dan ibu kota Rusia, Moskow beberapa waktu yang lalu.
"RRT (Republik Rakyat Tiongkok) sekali lagi memberikan apresiasi atas berbagai upaya Indonesia untuk mencoba mencari atau mengupayakan resolusi damai, penyelesaian secara damai terhadap situasi yang sedang terjadi di Ukraina termasuk secara spesifik disebutkan mengenai kunjungan Presiden ke Kyiv dan Moskow,"ujar Retno.
Apresiasi dari China juga ditujukan bagi Indonesia ketika menggelar pertemuan Menlu G20 yang digelar di Bali pada Jumat (8/7/2022).
Baca juga: BREAKING NEWS: Jokowi Teken Surat Pemberhentian Wakil Ketua KPK Lili Pintauli Siregar
China, kata Retno, menilai Indonesia telah berhasil menjalankan kepemimpinan dengan baik dan bijak.
"Apresiasi yang tinggi terutama diberikan RRT pada saat pertemuan para Menteri Luar Negeri G20. RRT paham bahwa situasi dunia sedang tidak atau sedang banyak tantangan."
"Oleh karena itu, Indonesia dinilai berhasil menjalankan kepemimpinannya yang baik dan bijak sehingga pertemuan para Menteri Luar Negeri G20 dapat berjalan dengan baik," ujarnya.
Baca juga: Jokowi: Pakai Masker Masih Sebuah Keharusan di dalam Maupun Luar Ruangan
Selain itu, pertemuan Jokowi dengan Wang Yi, kata Retno, juga membahas hubungan bilateral kedua negara seperti sektor perdagangan.
"Sebagaimana diketahui bahwa pada tahun 2021, perdagangan kedua belah pihak mengalami peningkatan yang sangat signifikan lebih dari 54 persen dan mencapai nilai 110 miliar dolar AS.
"Kenaikan perdagangan ini juga diikuti dengan defisit dari Indonesia yang terus menurun, dan kita lihat akses pasar untuk produk-produk unggulan Indonesia makin lama makin banyak memasuki pasar Tiongkok," katanya.
Tidak hanya sektor perdagangan, Retno mengungkapkan pertemuan tersebut juga membahas proyek prioritas antara Indonesia dengan China seperti proyek kereta cepat Jakarta-Bandung.
"Dibahas berbagai proyek prioritas antara kedua negara termasuk proyek atau upaya untuk menyelesaikan proyek kereta cepat Jakarta-Bandung."
"Kemudian hal yang dibahas lain adalah kerja sama di bidang kesehatan, termasuk untuk vaksin dan genomic joint laboratorium, dan yang terakhir dibahas juga mengenai upaya kedua belah pihak untuk mendorong interaksi yang lebih kuat antara swasta atau private sector kedua belah pihak," tutur Retno.
(Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto)