Indonesia Kucurkan 50 Juta Dolar AS untuk Pencegahan, Kesiapsiagaan, dan Respons Pandemi
Dana Perantara Keuangan (FIF) untuk Pencegahan, Kesiapsiagaan, dan Respons (PPR) Pandemi di bawah pengawasan Bank Dunia dan panduan teknis dari WHO.
Editor: Hasanudin Aco
FIF akan mengombinasikan inklusivitas dan ketangkasan dalam pengoperasian program yang transparan dan memiliki akuntabilitas.
Dewan Bank Dunia menyebut FIF akan mendanai investasi penting bagi penguatan PPR Pandemi dalam skala nasional, regional, dan global, dengan fokus utama pada negara berpenghasilan rendah dan menengah.
Dana tersebut akan digunakan untuk memberikan tambahan sumber daya dan insentif bagi negara-negara untuk PPR pandemi, memperkuat kerja sama dengan para mitra, serta berguna sebagai platform untuk advokasi.
Keberhasilan Indonesia sebagai pemimpin Presidensi G20 mengumpulkan komitmen kontribusi lebih dari 1,2 Juta USD mendapat tanggapan positif dari Presiden Bank Dunia, David Malpass.
"Saya bangga dengan dukungan yang luar biasa dari para pemegang saham untuk Dana Perantara Keuangan yang dikelola Bank Dunia.
Bank Dunia adalah penyumbang dana terbesar untuk PPR pandemi yang aktif beroperasi di lebih dari 100 negara berkembang untuk memperkuat sistem kesehatan mereka.
FIF juga akan memberikan tambahan dana jangka panjang untuk mendukung negara dan kawasan berpenghasilan rendah mempersiapkan diri menghadapi pandemi selanjutnya," ungkap Presiden Bank Dunia David Malpass.
Direktur Jenderal WHO Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan WHO akan memainkan peran penting dalam FIF dan berkolaborasi erat dengan Bank Dunia.
"Akses terhadap pembiayaan untuk pencegahan dan kesiapsiagaan pandemi sangat penting. Covid-19 mengungkap lebarnya jurang kapasitas penanganan pandemi, di mana kehadiran Dana Perantara Keuangan bisa mengatasinya secara koheren, sebagai bagian dari arsitektur global kesiapsiagaan dan respons darurat kesehatan," tuturnya.
Dalam pertemuan ini juga disetujui adanya verifikasi internasional terkait sertifikat vaksin Covid-19 dan protokol kesehatan untuk mempermudah mobilitas.
Juga dibahas adalah pengembangan Pusat Manufaktur dan Penelitian Global untuk PPR, terutama produksi vaksin, obat-obatan, dan alat diagnosis di negara-negara berkembang.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.