Mabes Polri Klaim Tak Tahu Adanya Penggerudukan Puluhan Polisi di Rumah Duka Brigadir J di Jambi
Mabes Polri mengklaim belum mendengar adanya informasi puluhan personel polisi menggeruduk rumah duka Brigpol Nopryansah Yosua Hutabarat
Penulis: Igman Ibrahim
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mabes Polri mengklaim belum mendengar adanya informasi puluhan personel polisi menggeruduk rumah duka Brigpol Nopryansah Yosua Hutabarat alias Brigadir J di Sungai Bahar, Jambi pada Senin (11/7/2022) malam.
Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Pol Ahmad Ramadhan menyampaikan pihaknya akan mengecek informasi tersebut terlebih dahulu.
"Itu informasi ya, informasi yang belum kami terima. Tentu nanti kita akan cek kembali, apakah benar informasi tersebut," kata Ramadhan di Mabes Polri, Jakarta, Rabu (13/7/2022).
Ramadhan menuturkan pihaknya meminta agar keluarga Brigadir J melaporkan kejadian tersebut jika memang adanya insiden penggerudukan oleh puluhan polisi.
"Jangan menjadikan sebuah isu tetapi kita akan melayani laporan-laporan siapapun laporan yang kita terima tentu kita akan tindaklanjuti," pungkasnya.
Baca juga: Pengamat Minta Keluarga Brigadir J Dikasih Pendampingan Hukum Pasca Rumah Digeruduk dan Peretasan HP
Diberitakan sebelumnya, Puluhan personel Polri dari Mabes Polri dan Polres Muarojambi diterjunkan ke rumah Brigadir J atau Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat.
Brigadir J tewas dalam insiden penembakan di kediaman rumah dinas Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo, di Jakarta pada Jumat (8/7/2022).
Puluhan personel Polri tersebut mendatangi rumah duka usai pemakaman korban Brigadir J, sekira pukul 20:00 WIB, Senin (11/7/2022).
Rumah duka Brigadir Jdi Kecamatan Sungai Bahar, Kabupaten Muarojambi, Jambi. Tepatnya di SD 74 Desa Suka Makmur, Sungai Bahar.
Baca juga: Ayah Brigadir J Yakin Anaknya Tidak Mungkin Masuk Kamar Istri Irjen Ferdy Sambo Kalau Tak Dipanggil
Rohani Simanjuntak, bibi Brigadir J menjelaskan, polisi datang secara tiba-iba, kemudian menyerobot masuk ke dalam rumah.
Kedatangan anggota Polri tersebut dipimpin langsung seorang perwira tinggi berpangkat Brigjen.
Sontak, kedatangan polisi tersebut membuat pihak keluarga syok. Mereka terkejut, melihat sikap polisi yang terkesan mengintervensi.
Brigadir Yosua memang tinggal di rumah dinas sekolah dasar. Saat itu, polisi langsung menjaga ketat rumah Brigadir Yosua.
Pintu gerbang sekolah, yang menjadi akses keluar masuk ke rumah korban ditutup rapat.
Halaman rumah juga dipenuhi personel polisi berpakaian dinas, dan baju bebas. Rumah juga dipenuhi polisi.
Yang menimbulkan tanda tanya di keluarga, pihak kepolisian mengaku datang untuk menjelaskan kronologis insiden penembakan tersebut.
Namun, yang boleh mendengar penjelasan tersebut hanya ke dua orang tua, dan adik kandung Brigadir Yosua.
Sementara, keluarga lainnya berada di ruangan terpisah, polisi menjaga ketat keluarga agar tidak masuk ke ruangan, tempat polisi menjelaskan kronologis ke pada orangtua.
"Ya kami dipagar polisi, kakak dan abang itu (menyebut orangtua korban, dipanggil ke ruang sebelah. Dan kami tidak boleh dengar," kata Rohani, saat diwawancarai Tribunjambi.com, Selasa (12/7/2022).
Tidak hanya itu, pihak keluarga juga merasa diintervensi, mereka tidak boleh merekam kondisi atau kedatangan polisi tersebut.
"Polisi mengawasi, mereka bilang jangan ada yang merekam memfoto dan live facebook," katanya.
Setiap pergerakan keluarga dipantau ketat polisi, tidak ada yang bisa keluar ataupun masuk, selama pihak kepolisian di lokasi.
Rohani memperkirakan, jumlah personel polisi mencapai 50 orang lebih, dengan mengendarai mobil. Rohani mengaku sempat cemas, lantaran kondisi yang seolah mencekam di rumah duka.
Halaman sekolah sekaligus halaman rumah Brigadir Yosua dipenuhi polisi.
"Bahkan anak saya aja tidak bisa masuk, saya minta antar kunci rumah saya dan itu hanya bisa sebatas gerbang sekolah," pungkasnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.