Profil 5 Tokoh NU Berpeluang Jadi Pasangan Prabowo di Pilpres 2024, Menag Yaqut hingga Anak Gus Dur
Profil lima tokoh NU yang dinilai berpeluang jadi pasangan Prabowo Subianto. Ada nama Menag Yaqut, anak Gus Dur, hingga Ketum PKB.
Penulis: Pravitri Retno Widyastuti
Editor: Miftah
TRIBUNNEWS.COM - Berikut ini profil lima tokoh Nahdlatul Ulama (NU) yang dinilai berpeluang menjadi pasangan wakil presiden Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto, pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 mendatang.
Pengamat politik M Qodari, mengungkapkan cawapres Prabowo kemungkinan besar dipertimbangkan dari latar belakang NU.
Lantaran, NU memiliki jumlah massa besar, sekitar sepertiga dari muslim Indonesia.
"Karena jumlah massa atau komunitas NU itu sangat besar sekitar sepertiga dari muslim Indonesia."
"Organisasi besar di Indonesia saat ini ya NU," kata Qodari, saat dikonfirmasi, Kamis (14/7/2022), dilansir Tribunnews.com.
Lima tokoh NU yang dimaksud Qodari adalah Menteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas; Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa; Yenny Wahid; Menteri BUMN, Erick Thohir; dan Ketua Umum PKB, Muhaimin Iskandar.
Baca juga: 5 Tokoh yang Berpeluang Jadi Cawapres Prabowo Subianto di Pilpres 2024, Ada Khofifah dan Yenny Wahid
1. Profil Yaqut Cholil Qoumas
Yaqut Cholil Qoumas lahir di Rembang, Jawa Tengah pada 4 Januari 1975.
Ia sudah menjabat sebagai Menteri Agama sejak 23 Desember 2020, menggantikan Fachrul Razi.
Sebelum menjadi Menag, Yaqut aktif sebagai Ketua Umum Pimpinan Pusat GP Ansor, organisasi sayap NU.
Ia juga menjadi legislator dari fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan menjabat sebagai Wakil Ketua Komisi II DPR RI.
Dilansir Tribunnews.com, Yaqut juga pernah menjadi Wakil Bupati Rembang periode 2005-2010 mendampingi M Salim.
Namun, di tahun 2010 ia memutuskan maju sebagai Bupati Rembang, didampingi kader PAN, Arif Budiman.
Tetapi, Yaqut kalah dari M Salim-Abdul Hafiz yang diusung Partai Demokrat.
Yaqut kemudian duduk di parlemen pada 2014.
Ia dilantik sebagai Anggota DPR RI Fraksi PKB, dalam pergantian antarwaktu (PAW) menggantikan Hanif Dhakiri yang diangkat menjadi Menteri Tenaga Kerja di Kabinet Kerja Presiden RI Joko Widodo.
Baca juga: Survei Indopol: Elektabilitas Prabowo Anjlok di Bawah Ganjar dan Anies Baswedan, Berikut Penyebabnya
2. Profil Khofifah Indar Parawansa
Khofifah Indar Parawansa lahir di Surabaya, Jawa Timur pada 19 Mei 1965.
Saat ini, ia menjabat sebagai Gubernur Jawa Timur periode 2019-2024.
Sejak mahasiswa, Khofifah sudah aktif di berbagai organisasi.
Ia pernah terpilih menjadi Ketua perempuan pertama Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) cabang Surabaya.
Ketika aktif di PMII itulah, Khofifah rajin menghadiri diskusi kebangsaan yang diisi oleh KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur).
Dikutip dari TribunnewsWiki.com, ia kemudian terpilih menjadi Ketua Pengurus Wilayah (PW) Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) Jawa Timur.
Sejak 90-an, Khofifah telah menduduki kursi sebagai wakil rakyat di parlemen.
Ia pernah menjadi pimpinan Fraksi PPP DPR RI (1992-1997), pimpinan Komisi VIII DPR RI (1995-1997), anggota Komisi II DPR RI (1997-1998), Wakil Ketua DPR RI (1999), Ketua Komisi VII DPR RI (2004-2006), dan anggota Komisi VII DPR RI (2006).
Sebelum menjabat Gubernur Jawa Timur, Khofifah dipercaya menjadi Menteri Sosial Kabinet Kerja pada 2014 hingga 2018.
Baca juga: Survei PPI: Elektabilitas Ganjar Pranowo Tertinggi Jelang Pilpres 2024, Kalahkan Prabowo dan Anies
3. Profil Yenny Wahid
Putri kedua Gus Dur ini lahir di Jombang, Jawa Timur pada 29 Oktober 1974.
Yenny Wahid, yang memiliki nama lengkap Zannuba Ariffah Chafsoh Rahman, memutuskan menjadi wartawan selepas lulus dari Universitas Trisakti.
Dilansir Tribunnews.com, ia pernah bertugas sebagai reporter di Timor-Timur dan Aceh.
Ia juga sempat menjadi koresponden koran terbitan Australia, The Sydney Morning Herald dan The Age (Melbourne) antara tahun 1997 dan 1999.
Yenny kemudian terus mendampingi Gus Dur sejak sang ayah menjabat sebagai Presiden ke-4 RI.
Ia menjabat sebagai Staf Khusus Presiden Bidang Komunikasi Politik.
Di masa pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Yenny pernah menjadi Staf Khusus Bidang Komunikasi Politik dan aktif sebagai Sekjen PKB.
Pada 22 Januari 2020, Yenny ditunjuk Triawan Munaf menjabat sebagai Komisaris Utaram PT Garuda Indonesia.
Namun, ia memilih mengundurkan diri pada 13 Agustus 2021, sebagaimana dikutip dari Kompas.com.
Baca juga: Jokpro Gadang Jokowi-Prabowo 2024 Harus Ditertibkan, Pengamat: Jokowi Bisa Terjerumus
Alasannya, Yenny ingin membantu perusahaan menekan biaya sehingga bisa menyehatkan kinerja keuangan.
"Memang sedih sekali, tapi ini adalah upaya kecil saya untuk membantu Garuda agar bisa melakukan efisiensi biaya dan menekan biaya-biaya yang mungkin selama ini terus membebaninya," kata dia.
4. Profil Erick Thohir
Menteri BUMN ini lahir di Jakarta pada 30 Mei 1970.
Diberitakan TribunnewsWiki.com, Erick Thohir memulai kariernya sebagai pebisnis sebelum terjun ke dunia politik.
Bersama Muhammad Lutfi, Wisnu Wardhana, dan R. Harry Zulnardy, Erick kemudian mendirikan bisnis media bernama Mahaka Group.
Selain di media, Erick juga bermain di bisnis olahraga.
Erick pernah menjabat sebagai Wakil Komisaris Persib Bandung.
Lalu, di tahun 2012, ia menjadi pemegang saham mayoritas klub sepak bola D. C. United di Amerika Serikat bernama Levien.
Pada 2013, ia menjadi perbincangan lantaran membeli saham Inter Milan dengan kepemilikan 70 persen dari pemilik sebelumnya, Massimo Moratti, senilai 350 juta Euro atau setara Rp 5,3 triliun.
Dilansir Tribunnews.com, Erick resmi menjadi Anggota Kehormatan Banser setelah melalui pendidikan dan pelatihan dasar (Diklatsar) pada 28 November 2011.
Bergabungnya Erick, dinilai Ketua Umum Pergerakan Rakyat Berdaulat, Wahab Talaohu, menjadi sosok NU yang berpotensial yang bisa maju dalam Pilpres 2024.
5. Profil Muhaimin Iskandar
Dilansir Tribunnews.com, Muhaimin Iskandar lahir di Jombang, Jawa Timur pada 24 September 1966.
Saat ini, Muhaimin menjabat sebagai Ketua Umum DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan Wakil Ketua DPR RI Bidang Kesejahteraan Rakyat periode 2019-2024.
Ini adalah kali kedua Muhaimin menjabat sebagai Wakil Ketua DPR RI.
Sebelumnya, ia pernah mengisi jabatan yang sama pada masa 1999-2004.
Muhaimin menjadi Wakil Ketua DPR RI saat usianya masih 33 tahun dan termasuk pimpinan termuda di DPR yang pernah ada saat itu.
Selain Wakil Ketua DPR RI, Muhaimin juga pernah menjadi sebagai Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI periode 2018-2019.
Pada era Presiden SBY, Cak Imin juga ditunjuk sebagai Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Menakertrans).
Karier politiknya melesat ketika dipilih oleh Abdurrahman Wahid (Gus Dur) untuk menjabat sebagai Sekretaris Jenderal Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) pada 1998.
Muhaimin pertama kali menjadi Ketua Umum PKB pada 2005 hingga 2010.
Pada 1 September 2014, ia secara aklamasi terpilih kembali sebagai Ketua Umum karena dianggap berhasil menaikkan suara pemilu 2014 menjadi 9,04 persen.
(Tribunnews.com/Pravitri Retno W/Sri Juliati/Widyadewi Metta/Fahdi Fahlevi, TribunnewsWiki.com/Maghita Primastya Handayani/Widi Pradana Riswan Hermawan, Kompas.com/Yohana Artha Uly)