Surya Paloh Soroti Demokrasi 10 Tahun Terakhir: Ada Pihak Melakukan Segala Cara Menangkan Kontestasi
Surya Paloh menyoroti kondisi proses demokrasi di tanah air dalam dasawarsa atau sepuluh tahun terakhir.
Penulis: Chaerul Umam
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh menyoroti kondisi proses demokrasi di tanah air dalam dasawarsa atau sepuluh tahun terakhir.
Dalam negara demokrasi, Surya Paloh mengatakan instrumen utama dalam sirkulasi pergantian kekuasaan yakni melalui pemilihan umum (pemilu).
Hal itu disampaikannya dalam Orasi Ilmiah Pemberian Gelar Doktor Kehormatan (Honoris Causa), dari Universitas Brawijaya Malang, Senin (25/7/2022).
"Pemilu ini merupakan keharusan sebagai wujud dari praktik demokrasi elektoral. Semua pihak mufakat bahwa pemilu adalah satu satunya instrumen peralihan kekuasaan yang sah dalam sistem negara demokrasi," kata Surya.
Namun, kata Surya, sejumlah masalah muncul dari proses politik demokrasi yang berjalan sepuluh tahun terakhir.
Baca juga: Jusuf Kalla Hadir dalam Acara Pemberian Gelar Doktor Honoris Causa kepada Surya Paloh
Persoalan itu berdampak pada hancurnya sendi-sendi dalam konteks kehidupan berbangsa dan bernegara.
"Kita melihat hadirnya proses politik yang rawan, menimbulkan kerusakan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara," ucapnya.
"Ada yang terasa kebablasan dalam praktik politik dan kekuasaan kita, semua pihak seperti merasa sah-sah saja untuk melakukan segala cara untuk memenangkan kontestasi itu," lanjutnya.
Padahal, menurut Surya, kontestasi dalam sistem demokrasi seharusnya bertujuan meningkatkan kualitas hidup.
Dalam hal ini, konstitusi adalah dasar pegangan untuk mengimplemetasikan proses demokrasi.
"Inilah nilai utama yang harus dipegang oleh semua pihak yang telribat sehingga pemilu menjadi perwujudan dan upaya untuk memperbaiki kehidupan bersama secara berkelanjutan," tandasnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.