Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Polri Masih Lakukan Investigasi Soal Dugaan Dana ACT Mengalir ke Jaringan Terorisme

Bareskrim Polri masih melakukan investigasi soal dugaan penggelapan dana donasi oleh Aksi Cepat Tanggap (ACT) yang mengalir ke jaringan terorisme.

Penulis: Rizki Sandi Saputra
Editor: Arif Tio Buqi Abdulah
zoom-in Polri Masih Lakukan Investigasi Soal Dugaan Dana ACT Mengalir ke Jaringan Terorisme
TRIBUNNEWS.com Naufal Lanten/Igman Ibrahim
Logo ACT dan pendiri ACT, Ahyudin. Bareskrim Polri masih melakukan investigasi soal dugaan penggelapan dana donasi oleh Aksi Cepat Tanggap (ACT) yang mengalir ke jaringan terorisme. 

Selain itu, aliran dana terkait terorisme itu juga diduga mengalir ke organisasi dan perorangan. Namun, Boy belum dapat merinci siapa sosok dan organisasi yang terlibat.

“Ada terkait organisasi dan perorangan, terkait seperti itu,” katanya.

Baca juga: Polri Sebut Penyelewengan Dana ACT Mengalir ke Koperasi Syariah 212, Jumlahnya Capai Rp 10 Miliar

4 Pimpinan ACT Jadi Tersangka

Bareskrim Polri menetapkan pendiri Aksi Cepat Tanggap (ACT) Ahyudin dan Presiden ACT Ibnu Khajar sebagai tersangka dugaan kasus penyelewengan donasi di lembaga filantropi tersebut.

Penetapan tersangka tersebut setelah penyidik melakukan gelar perkara pada Senin (25/7/2022). Hasilnya, keduanya ditetapkan sebagai tersangka.

"Pada pukul 15.50 WIB, mereka sudah ditetapkan sebagai tersangka," ujar Wakil Direktur Tindak Pidana Ekonomi Khusus Bareskrim Polri Helfi Assegaf di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Senin (25/7/2022).

Selain Ahyudin dan Ibnu Khajar, kata Helfi, penyidik juga menetapkan dua tersangka lainnya berinisial Hariyana Hermain selaku Anggota Pembina ACT dan Novariadi Imam Akbari selaku Anggota Pembina ACT sekaligus pengurus ACT.

Berita Rekomendasi

Ia menyampaikan bahwa keempat tersangka kini masih belum diproses penahanan.

Menurutnya, penyidik masih melakukan diskusi internal terkait rencana tersebut.

"Sementara kami masih melakukan diskusi internal terkait penangkapan dan penahanan," pungkasnya. (*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas