Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Arti Malam 1 Suro, Sejarah dan Makna Simbol Ritual Malam 1 Suro Tradisi Jawa dan Islam-Jawa

Arti malam 1 Suro, sejarah dan makna simbol ritual malam 1 Suro tradisi Jawa dan Islam-Jawa. Malam 1 Suro dianggap sebagai malam sakral.

Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Miftah
zoom-in Arti Malam 1 Suro, Sejarah dan Makna Simbol Ritual Malam 1 Suro Tradisi Jawa dan Islam-Jawa
IST
malam 1 suro - Arti malam 1 Suro, sejarah dan makna simbol ritual malam 1 Suro tradisi Jawa dan Islam-Jawa. Malam 1 Suro dianggap sebagai malam sakral. 

TRIBUNNEWS.COM - Malam 1 suro dalam tradisi Jawa merupakan malam yang dianggap sakral.

Istilah Suro adalah penyebutan yang berasal dari 'Asyura (bahasa Arab) yang berarti kesepuluh.

Suro kemudian menjadi bulan permulaan hitungan dalam takwim Jawa.

Sementara Suro dipahami oleh masyarakat Islam sebagai bulan Muharram.

Bagi umat Islam, bulan Muharram termasuk salah satu bulan suci, di mana oleh Rasulullah, umat Islam diperintahkan untuk berintrospeksi diri (muhasabah), baik untuk tahun yang telah lewat maupun tahun yang akan datang.

Ritual mujahadah, doa, bersedekah dalam tradisi Jawa termasuk selamatan, kenduri, bertapa, dan sejenisnya memiliki akar tegas dalam tradisi keberagaman Islam yang bercorak Jawa, dikutip dari Uin Malang.

Baca juga: Soal Postingan Nindy Ayunda Berkebaya Hitam di Instagram, Desainer: Buat Merayakan Malam Satu Suro

Sejarah Malam 1 Suro

BERITA REKOMENDASI

Istilah malam 1 Suro adalah nama lain dari malam 1 Muharam dalam penanggalan Hijriah.

Penanggalan Jawa dan kalender Hijriah memiliki korelasi dekat, khususnya sejak zaman Mataram Islam di bawah Sultan Agung Adi Prabu Hanyakrakusuma (1613-1645).

Penanggalan Hijriah memang di awali bulan Muharam, yang oleh Sultan Agung dinamai bulan Suro.

Saat itu, Sultan Agung berinisiatif mengubah sistem kalender Saka yang merupakan kalender perpaduan Jawa asli dengan Hindu.

Ia kemudian menggabungkannya dengan penanggalan Hijriah.


Hal ini memang sangat unik mengingat kalender Saka berbasis sistem lunar atau Matahari sementara Hijriah pergerakan Bulan.

Baca juga: Bentara Budaya Gelar Workshop Melukis di Atas Daun Kering, Berharap Tercipta Pergaulan Kreatif

Kirab 1 Suro (1 Muharram 1425 Hijriah) di Kraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat, Solo. Selasa (5/11/2013) dini hari yang mengarak kebo bule Kiai Slamet. (TRIBUN Jateng/Galih Permadi)
Kirab 1 Suro (1 Muharram 1425 Hijriah) di Kraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat, Solo. Selasa (5/11/2013) dini hari yang mengarak kebo bule Kiai Slamet. (TRIBUN Jateng/Galih Permadi) (TRIBUN JATENG /Galih Permadi)

Kalender Hijriah banyak dipakai oleh masyarakat pesisir yang pengaruh Islamnya kuat.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas