Pemerintah Terus Tekan Angka Kebakaran Hutan agar Puncak G20 Tidak Terganggu Kabut Asap
Pemerintah tidak ingin asap dari dampak kebakaran hutan mengganggu penyelenggaraan pertemuan internasional.
Penulis: Mario Christian Sumampow
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan wartawan Tribunnews, Mario Christian Sumampow
TRIBUNNEES.COM, JAKARTA - Pemerintah terus berupaya menekan angka kebakaran hutan dan terus memantau titik-titik panas yang dirasa berpotensi menjadi pusat api yang kemudian menyebabkan terjadinya kabut asap.
Apalagi saat ini Indonesia sedang menjadi tuan rumah G20 yang nanti akan berpuncak pada bulan November mendatang.
Pemerintah tidak ingin asap dari dampak kebakaran hutan mengganggu penyelenggaraan pertemuan forum kerja sama multilateral yang terdiri dari 19 negara utama dan Uni Eropa ini.
"Kami akan bersungguh-sungguh. Apalagi ini sekarang menjadi tuan rumah G20 yang nanti akan berpuncak di pada bulan November akhir Oktober, di saat-saat angin ke arah barat laut dan utara," ujar Menko Polhukam Mahfud MD dalam konferensi pers di Gedung Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Kamis (28/7/2022), usai melakukan Rapat Koordinasi Khusus (Rakorsus) Penanggulangan Kebakaran Hutan dan Lahan Tahun 2022.
Baca juga: Berawal dari Embung Karhutla, Kampung Dayun Siak Kini Menjelma Jadi Kampung Wisata yang Digandrungi
Sehingga, untuk melakukan antisipasi pihak pemerintah meminta banyak pihak untuk bekerja sama.
"Kita sudah mengidentifikasi tempat-tempat yang agak rawan dan kapan kerawanan itu terjadi, misalnya nanti pada bulan Agustus September, itu sudah agak meninggi kerawanan, itu kita sudah identifikasi," ujar Mahfud.
"Dalam melakukan upaya-upaya pengendalian di lapangan, patroli darat terus dilakukan pemerintah dengan melibatkan seluruh pemangku kepentingan, masyarakat, TNI Polri untuk melakukan pencegahan-pencegahan," tambahnya.
Dalam lima tahun terakhir penanggulangan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) berjalan baik. Selain asap dan area kebakaran, penyakit ISPA juga dikatakan Mahfud terus menurun.