Bacaan Niat Puasa Asyura dan Nilai Penting Ketika Melaksanakan, Tebus Dosa hingga Wujud Cinta Rasul
Berikut bacaan doa niat Puasa Asyura pada tanggal 10 Muharram, melaksanakannya dapat menebus dosa masa lalu dan wujud cinta hormat pada Rasulullah.
Penulis: Muhammad Alvian Fakka
Editor: Miftah
TRIBUNNEWS.COM - Berikut adalah doa niat puasa Asyura yang dijalankan setiap tanggal 10 Muharram bulan pertama kalender Hijriah.
Diketahui umat muslim akan menyambut tahun baru Islam 1 Muharram 1444 Hijirah yang jatuh pada Sabtu (30/7/2022).
Berpuasa Asyura merupakan puasa sunah yang dijalankan setiap awal tahun baru Hijriah.
Dikutip dari Buku Pintar Panduan Lengkap Ibadah Muslimah tulisan Muhammad Syukron Maksum, puasa Asyura merupakan ajuran Rasulullah SAW.
Sesuai dengan Sabda Rasullah bahwa puasa pada bulan Muharram adalah keutamaan setelah puasa bulan Ramadhan.
"Rasulullah SAW berkata: "Puasa paling utama setelah Ramadhan adalah puasa di bulan Allah, yakni Muharram. Sementara sholat paling utama setelah sholat fardhu adalah sholat malam,” Hadist Riwayat Ahmad, Muslim, dan Abu Daud.
Baca juga: Amalan-amalan yang Dianjurkan di Bulan Muharram, Mulai Puasa hingga Memperbanyak Sedekah
Adapun bacaan niat puasa sunah Asyura
"Nawaitu Shauma Ghadin an 'adaa 'i sunnatil 'asyura lillahi ta'ala"
Artinya: Aku berniat puasa Sunnah Asyura esok hari karena Allah Ta'ala
Nilai penting dari menjalankan puasa Asyura
Ada beberapa nilai penting dari ajaran Rasulullah dengan berpuasa Asyura pada bulan Muharram, di antaranya:
1. Menebus dosa setahun silam
Manusia adalah mahluk yang terpernah luput dari dosa dan kesalahan.
Menyadari hal itu menjalankan puasa Asyura dapat mengikis dosa-dosa yang pernah kita lakukan.
Berdasarkan Hadist Riwayat Muslim, Rasullah bersabda bawasanya puasa Asyura dapat menebus dosa tahun yang lalu.
2. Mengikuti anjuran Rasul
Selain menebus dosa masa lalu dengan menjalankan puasa Asyura adalah mengikuti anjuran Rasul.
Asyura adalah hari dimana orang-orang Quraisy pada masa jahiliyah biasa berpuasa.
Rasullah juga biasa berpuasa pada hari tersebut ketika datang ke Madinah.
Namun Rasullah tidak mewajibkan untuk menjalankan puasa Asyura.
Hal itu di ketahui dari riwayat Abu Hurairah, Rasul mengatakan "Hari ini adalah Hari Asyura, dan kamu tidak diwajibkan berpuasa padanya. Dan Saya sekarang berpuasa, maka siapa yang suka, berpuasalah. Dan siapa yang tidak suka, berbukalah."
Baca juga: Amalan Bulan Muharram, Puasa Sunah Tasua dan Asyura, Simak Jadwal dan Niatnya
4. Hari puasa ummat Nabi Musa
Ketika Nabi Muhammad datang ke Madinah melihat orang-orang Yahudi berpuasa pada hari Asyura.
Orang Yahudi menganggap hari itu adalah hari baik saat Allah membebaskan Nabi Musa dan Bani Israil dari musuh mereka, sehingga membuat Musa berpuasa.
Maka Nabi bersabda "Aku lebih hormat terhadap Musa dari kamu", lalu beliau berpuasa pada hari itu dan menyuruh orang berpuasa, HR Bukhari Muslim.
5. Mewujudkan cinta dan hormat pada junjungan
Rasullah adalah junjungan terutama bagi umat muslim, orang yang di hormati, dan dicintai.
Menjalankan puasa Asyura adalah obsesi beliau yang belum terlaksana lantaran ajal yang menjemputnya.
Rasullah bersabda "kalau saya lanjut umur sampai tahun yang akan datang, niscaya saya akan berpuasa Tasu'a (tanggal 9 Muharram)," HR Muslim.
Sebagaimana untuk mewujudkan obsesi beliau tersebut, menjalankan puasa pada bulan muharram adalah bentuk rasa cinta dan hormat terhadap Rasulullah.
(Tribunnews.com/ Muhammad Alvian Fakka)