Soroti Hasil Riset BRIN soal Minat Masyarakat Gunakan Minyak Goreng, Politisi PKS: Terkesan Partisan
Anggota Komisi VII DPR RI, Mulyanto, menilai penelitian BRIN soal minat masyarakat menggunakan minyak goreng tidak menarik dan terkesan dipaksakan.
Penulis: Reza Deni
Editor: Wahyu Aji
Temuan itu tercantum dalam laporan riset berjudul Perubahan Perilaku Konsumen Sebelum dan Setelah Dicabutnya Subsidi Minyak Goreng Sawit
Menurut riset tersebut konsumsi nasional minyak goreng sawit di Indonesia periode 2015-2021 tercatat terus mengalami peningkatan.
Pada tahun 202, untuk pangan tercatat 8,95 juta ton atau naik 6 persen. Lalu untuk oleokimia 2,13 juta ton atau naik 25 % dan biodiesel 7,34 juta ton atau naik 2 % .
Kemudian untuk konsumsi rumah tangga minyak goreng sawit di Indonesia 2015-2020 rata-rata mengalami peningkatan 2,32 % per tahun.
Di sisi lain, ada juga masyarakat yang menggunakan minyak goreng meski harga mahal.
Banyak masyarakat yang beralih ke minyak goreng non sawit seperti minyak kanola, kedelai, jagung dan bunga matahari hingga membuat minyak kelapa sendiri.
Kemudian masyarakat juga mengurangi pembelian minyak goreng dengan cara menggunakan berulang kali.
"Memang terjadi perubahan perilaku konsumsi dari aspek jumlah dan frekuensi tetapi tidak beralih ke minyak goreng curah," jelas dia.
Dalam mengonsumsi minyak sawit, masyarakat juga memperhatikan kualitas, harga, dan aksesibilitas. Ada beberapa merek yang paling banyak dicari seperti Bimoli, Sunco, Sania dan Tropical.
Harga yang bisa diterima oleh masyarakat di kisaran Rp 15 ribu hingga Rp 19.200 per liter.