Musra Indonesia Jadi Alat Publik Bersuara Mencari Pemimpin di 2024
Musra Indonesia ini alat partisipasi publik, bukan sekedar alat dukung-mendukung tokoh yang ingin nyapres di 2024
Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Dewan Pengarah Musyawarah Rakyat (Musra) Indonesia Andi Gani Nena Wea menegaskan, Musra adalah upaya melibatkatkan partisipasi publik seluas mungkin dalam mencari pemimpin nasional.
"Musra Indonesia ini alat partisipasi publik, bukan sekedar alat dukung-mendukung tokoh yang ingin nyapres di 2024," kata Andi Gani dalam keterangan kepawa wartawan, Senin (1/8/2022).
Andi Gani menjelaskan esensi demokrasi adalah partisipasi rakyat melalui mekanisme yang terbuka.
Rakyat melalui Musra akan dipersilakan bicara menyampaikan pemikiran dan keinginannya mengenai pemimpin nasional ke depan.
Maka dia mempertanyakan jika ada pihak yang mempersoalkan partisipasi publik tersebut.
"Musra Indonesia tidak akan mengumumkan dukungan terhadap tokoh tertentu. Tapi nama-nama capres-cawapres yang muncul akan kami umumkan pada waktu dan momentum yang tepat," ujar Andi Gani.
Sementara, Ketua Panitia Musra Indonesia Panel Barus menyatakan nama-nama capres-cawapres hasil Musra akan diserahkan langsung kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebelum diumumkan kepada masyarakat.
Baca juga: Musra Bandung Jadi Penentu Politik Nasional
Selama Musra di 34 provinsi secara marathon rakyat akan berbicara tentang agenda kebangsaan, program prioritas harapan rakyat, serta karakter pemimpin nasionak idaman rakyat.
Menurut dia, Musra adalah alat rekam yang paling jujur mengenai kehendak rakyat. Untuk itu, rakyat memang harus bicara secara terbuka tanpa hambatan.
"Itulah materi Musra Indonesia. Jangan dipelintir seolah akan mendukung tokoh tertentu," kata Panel Barus, yang juga Bendahara Umum DPP PROJO.