Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Joe Biden Umumkan Tewasnya Bos Alqaeda, Pengamat: Waspadai Aksi Balas Dendam di Asia Tenggara

Peneliti terorisme Ridlwan Habib mengingatkan potensi retaliasi atau balas dendam dari jejaring Al Qaeda paska tewasnya pemimpin mereka.

Editor: Malvyandie Haryadi
zoom-in Joe Biden Umumkan Tewasnya Bos Alqaeda, Pengamat: Waspadai Aksi Balas Dendam di Asia Tenggara
New York Post
Pemimpin Al Qaeda, Ayman Al Zawahiri. Presiden Amerika Serikat Joe Biden mengumumkan tewasnya pemimpin Al Qaeda Ayman Azawahiri. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Amerika Serikat Joe Biden mengumumkan tewasnya pemimpin Al Qaeda Ayman Azawahiri.

Pengganti Osama bin Laden itu dilumpuhkan oleh drone CIA di Afganistan.

Peneliti terorisme Ridlwan Habib mengingatkan potensi retaliasi atau balas dendam dari jejaring Al Qaeda paska tewasnya pemimpin mereka.

"Kewaspadaan terhadap aksi balasan harus ditingkatkan terutama di kawasan Indonesia dan Asia Tenggara, " ujar Ridlwan di Jakarta, Selasa (2/8/2022).

Menurut alumni Magister Stratejik Intelijen UI tersebut, jejaring Al Qaeda masih ada di Asia Tenggara.

"Sayap sayap atau kelompok kecil yang berbaiat pada Al Qaeda masih eksis terutama di wilayah Thailand Selatan, Filipina Selatan dan juga Indonesia, " ujar Ridlwan.

Selain aksi balasan dari jaringan Al Qaeda Asia Tenggara, Ridlwan juga mengingatkan potensi lone wolf dari para simpatisan Ayman Azawahiri di media online.

Baca juga: Ayman Al Zawahiri Tewas di Kabul, Digempur Drone Tempur CIA

Berita Rekomendasi

"Penggemar Ayman dan ceramah ceramahnya mungkin saja tidak terhubung langsung dengan organisasi Al Qaeda. Tapi justru individu yang tidak diketahui lokasinya ini yang berbahaya, " ujar Ridlwan.

Selain itu, kematian Ayman terjadi di bulan Muharram yang dalam terminologi Islam adalah bulan larangan berperang.

"Ini pasti lebih menimbulkan kemarahan dari Al Qaeda karena Ayman diserang di bulan Muharram, " ujarnya.

Ada dua langkah yang harus segera dilakukan oleh aparat keamanan.

Pertama, memastikan keamanan dan prosedur pemeriksaan rutin diperketat dan diperkuat.

"Terutama di kedutaan asing, pusat perbelanjaan dan lokasi wisata yang sering dikunjungi orang asing, " saran Ridlwan.

Langkah yang kedua adalah melakukan identifikasi jaringan dan patroli siber terhadap kemungkinan pembicaraan yang mengarah pada rencana serangan.

"Aparat intelijen harus lebih waspada, " katanya.

Khususnya untuk Indonesia yang pada bulan September hingga November ada banyak kegiatan G20 yang menghadirkan pimpinan negara asing.

"Perlu ada tim khusus kontra-terorisme untuk G20 yang bertanggungjawab dan melapor langsung pada Presiden agar G20 berjalan aman dan damai tanpa ada serangan teror, " katanya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas