Kunjungan Pelosi ke Taiwan Picu Kemarahan China, Komisi I DPR Ajak Semua Pihak Jaga Perdamaian Dunia
Anggota Komisi I DPR Dave Laksono bicara soal kunjungan Ketua DPR Amerika Serikat (AS) Nancy Pelosi yang telah memicu kemarahan China.
Penulis: Reza Deni
Editor: Adi Suhendi
Laporan Reporter Tribunnews.com, Reza Deni
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Komisi I DPR Dave Laksono bicara soal kunjungan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Amerika Serikat (AS) Nancy Pelosi yang telah memicu kemarahan China.
Hal itu mengingat sudah 25 tahun terakhir tidak ada pejabat tinggi terpilih Amerika Serikat yang berkunjung ke Taipei.
“Kunjungan Pelosi dan enam anggota Kongres AS ke kota Taipei, meski penting bagi Amerika Serikat dalam memberi dukungan politik di wilayah sengketa, sebenarnya mendapat tentangan baik dari dalam negeri maupun dari China,” kata Dave Laksono kepada wartawan, Kamis (4/8/2022).
Dave Laksono memahami bahwa Beijing telah mengeluarkan peringatan keras akan resiko yang bisa terjadi terhadap hubungan AS-China di waktu mendatang.
“Apalagi kunjungan Pelosi itu fokus pada masalah Keamanan bersama, kemitraan ekonomi, dan pemerintahan demokratis di kawasan Indo-Pasifik. Karena itu, kunjungan Nancy Pelosi ke Taipei dapat memicu ketegangan hubungan Washington dan Beijing, dan ketegangan di Indo-Pasifik. Ini perlu diantisipasi perkembangannya,” jelasnya.
Baca juga: Nancy Pelosi ke Taiwan Catatkan Rekor, Penerbangan Paling Banyak Dilacak di Dunia hingga Server Eror
Politikus Golkar ini menuturkan, saat ini Indonesia masih tetap memegang One China Policy.
One China policy adalah posisi bahwa hanya ada satu negara yang berdaulat bernama China.
Republik Rakyat China, dikatakan Dave, adalah satu-satunya pemerintah yang sah dari China, sementara Taiwan adalah bagian tak terpisahkan di dalamnya.
“Dalam hal ini tentu Indonesia sangat prihatin atas semakin tajamnya rivalitas antara kekuatan besar akibat kunjungan Pelosi ke Taipei," ujar dia
Jika tidak dikelola dengan baik, kata Dave dalam kaitan politik diplomasi, bisa menimbulkan konflik terbuka dan mengganggu stabilitas, serta perdamaian yang ada di kawasan Indo-Pasifik, termasuk di Selat Taipei.
Baca juga: China Gelar Latihan Militer Skala Besar Seusai Kunjungan Nancy Pelosi ke Taiwan
"Ini perlu terus diwaspadai dan diupayakan agar para pemimpin di kawasan Indo-Pasifik dapat menjaga dan melakukan langkah konkrit dan realistis mengurangi ketegangan yang dapat memperburuk situasi," kata Dave.
Jika sampai terjadi konflik terbuka di kawasan Indo-Pasifik, Dave menyebut ada jutaan Tenaga Kerja Indonesia (TKI-TKW) di seluruh wilayah Taiwan, Jepang, Korea Selatan, dan China secara keseluruhan.
“Untuk itu, dunia sangat membutuhkan kearifan dan tanggung jawab para pemimpin regional dan internasional agar perdamaian dan stabilitas tetap dapat dijaga sehingga tidak sampai terjadi konflik terbuka. Semoga,” ucapnya.