3 Jam LPSK Lakukan Assessment Putri Candrawathi, Apakah Istri Ferdy Sambo Akan Dapat Perlindungan?
Tiga jam tim psikolog dari Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) melakukan assessment psikologis untuk Putri Candrawathi
Penulis: Rizki Sandi Saputra
Editor: Srihandriatmo Malau
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tiga jam tim psikolog dari Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) melakukan assessment psikologis untuk istri Irjen Ferdy Sambo, Putri Candrawathi, Selasa (9/8/2022) siang ini.
Pemeriksaan oleh LPSK dilakukan di rumah pribadi Irjen pol Ferdy Sambo yang beralamat di Jalan Saguling III, Duren Tiga, Kalibata, Jakarta Selatan.
Dalam pantauan Tribunnews.com di lokasi, tim psikolog LPSK keluar dari rumah pribadi Irjen pol Ferdy Sambo sekitar pukul 13.26 WIB.
Dengan begitu, waktu total pemeriksaan terhadap Putri Candrawathi pada hari ini berjalan kurang lebih 3 jam sedari pukul 10.20 WIB.
Tidak ada keterangan apapun yang disampaikan oleh tim psikolog LPSK.
Informasi terkait sudah selesainya pemeriksaan tersebut dikonfirmasi langsung kepada Wakil Ketua LPSK Edwin Partogi Pasaribu.
"Sudah selesai hari ini (pemeriksaan assessment psikologis terhadap Putri Candrawathi, red)," kata Edwin kepada awak media, Selasa (9/8/2022).
Edwin menyatakan, untuk selanjutnya pihak LPSK masih akan menunggu hasil dari tim psikolog untuk langkah lanjutan.
Jika memang dibutuhkan pemeriksaan lagi, tidak menutup kemungkinan akan dilakukan kembali di kemudian hari.
"Selanjutnya kami tunggu pandangan dari psikolog apakah masih diperlukan assessment lanjutan," tukas Edwin.
Diketahui Putri Candrawati memiliki waktu 30 hari untuk menjalani pemeriksaan permohonan perlindungan dirinya ke LPSK.
Jika assessment tidak dilakukan melebihi waktu yang ditentukan maka permohonan perlindungan akan gugur.
Sebagaimana diketahui, Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) menyampaikan update terkait dengan permohonan perlindungan dari istri Irjen pol Ferdy Sambo, Putri Candrawathi, setelah yang bersangkutan dua kali urung hadir menjalani pemeriksaan di LPSK.
Wakil Ketua LPSK Edwin Partogi Pasaribu menyatakan, sejauh ini LPSK telah menjalin komunikasi intens dan meminta kepada tim kuasa hukum Putri untuk dapat bertemu dan melakukan pemeriksaan assessment psikologis secara langsung.
Bahkan LPSK telah menjadwalkan kembali pemeriksan tersebut dan diputuskan pada Selasa (9/8/2022) ini.
Pihaknya telah membuka kemungkinan melakukan pemeriksaan di kediaman pribadi Putri Candrawathi.
Putri Trauma,Depresi, Jiwanya Terguncang, Psikolog Sempat Terapkan Pemulihan dengan Cara Ini
Psikolog Anak, Remaja dan Keluarga Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) Republik Indonesia, Novita Tandry pernah menerangkan kondisi psikologis Putri Candrawathi, pasca-insiden meninggalnya Brigadir Yosua di Kompleks Perumahan Polri Duren Tiga, Jakarta Selatan, Jumat (8/7/2022) pekan lalu.
Novita mengatakan secara fisik kondisi Putri terlihat baik dan sehat. Namun secara psikologis, Putri mengalami guncangan yang cukup berat.
"Selama proses pendampingan nangis terus. Tingkat depresinya sedang ke berat. Dan memang kelihatan sekali setelah kejadian apalagi perempuan di posisi itu, saksi juga korban tentu terguncang sekali, sebagaimana manusia normal," ujar Novita saat dihubungi Tribunnews.com, Kamis (14/7/2022).
Novita memaparkan rentetan peristiwa mulai penodongan pistol, pelecehan seksual, hingga baku tembak yang mengakibatkan Brigadir Yosua tewas membuat ibu dari empat orang anak ini syok, terus menangis, dan juga mengalami kesulitan tidur.
"Karena kan mendengar, melihat kejadian langsung ya tembak menembak. Membuatnya trauma, syok enggak bisa tidur, tentu sangat terguncang sekali," imbuh Novita.
Selama proses pendampingan pun kata Novita, istri jenderal bintang dua itu masih menunjukkan kondisi yang belum stabil dan sulit berkonsentrasi, sehingga keterangan yang disampaikan belum detail.
"Saat memberikan keterangan masih terbata-bata, menangis terus. Jadi belum bisa mendetail," imbuhnya.
Novita mengatakan, korban sangat membutuhkan perhatian untuk dapat pulih dari rasa trauma yang dialami.
Selain pada korban, proses pendampingan juga dilakukan kepada anak dan suami korban.
"Fokus saya adalah bagaimana memulihkan dia (korban) sebagai istri, sebagai ibu dari empat anaknya. Jadi pendampingan tidak hanya pada ibu, tetapi juga pada anak-anaknya. Karena, anak-anak masih sekolah, dan juga ada yang masih balita," terang Novita.
Ia memaparkan, seorang korban akan menjalani tahapan pemulihan dari trauma yang disebut DABDA, yakni Denial (Penyangkalan), Angry (Marah), Bargaining (Tawar-menawar), Depression (Depresi), dan Acceptance (Penerimaan).
Adapun waktu proses pemulihan sangat tergantung pada kondisi korban.
"Kondisi korban sedang masuk posisi depresi, baru yang terakhir acceptance. Jadi sangat tergantung pada korban prosesnya," kata dia.
Psikolog Klinis Beri Izin Pada Putri Candrawathi Keluar dan Bicara di Depan Publik
Tampilnya Putri Candrawathi menurut sang Kuasa Hukum sudah mendapat izin dari psikolog klinis.
"Alhamduillah tadi beri izin psikolog klinis, ibu PC tegar dan cukup kuat, menghadapi masa sulit ini.
Sebelumnya, Psikolog klinis Ratih Ibrahim, mengungkap kondisi istri Irjen Ferdy Sambo, Putri Candrawathi setelah peristiwa baku tembak yang menewaskan Brigadir Nopryansah Yosua Hutabarat atau Brigadir J.
Ratih Ibrahim merupakan dokter yang yang memeriksa kondisi psikologis istri Irjen Ferdy Sambo, Putri Candrawathi.
Ratih pun turut hadir dalam pemeriksaan yang dilakukan Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK).
Ratih, mengatakan saat ini kondisi Putri Candrawathi masih tidak stabil dan masih terguncang.
"Kondisinya (bu Putri) masih shock," kata Ratih saat ditemui awak media usai pemeriksaan di kantor LPSK, Jakarta Timur, Senin (1/8/2022).
Tak hanya itu, Ratih juga menyatakan hingga saat ini Putri Candrawathi masih belum bisa bertemu dengan orang lain.
Hal itu yang menjadi satu dasar Putri Cabndrawathi tidak bisa hadir dalam panggilan pemeriksaan kedua di LPSK.
"Belum bisa, belum bisa bertemu orang dulu," kata dia.
Tangisan Putri Candrawathi Saat Pertama Kali Muncul
Putri Candrawathi yang datang bersama sang anak dan kuasa hukumnya yakni Arman Hanis diketahui bertujuan untuk menjenguk sang suami yakni Ferdy Sambo yang sedang ditempatkan di tempat khusus.
Pantauan Tribunnews.com, Putri Candrawathi datang dengan mengenakan pakaian berwarna hitam dibalut dengan blazer batik berwarna cokelat serta wajah ditutupi masker putih.
Sedangkan sang anak yang diketahui merupakan putri pertamanya turut mendampingi dengan mengenakan kemeja putih, syal bercorak kuning dan bawahan panjang berwarna hitam.
Terpantau pula, Putri Candrawathi beserta rombongan menggunakan mobil Toyota Innova berwarna hitam.
Usai Kuasa hukum Putri Candrawati Arman Hanis menyataka maksud kedatangannya ke Mako Brimob Polri untuk menjenguk Ferdy Sambo, Putri Chandrawathi pun buka suara.
Pernyataan ini merupakan pertama kalinya bagi Putri Candrawathi.
Sambil menangis Putri Chandrawati mengatakan, dirinya sudah memaafkan apa yang terjadi pada keluarganya.
Putri pun menyinggung soal ketulusan cintanya pada sang suami Ferdy Sambo.
Berikut pernyataan lengkap Putri Candrawathi.
"Saya Putri, bersama anak-anak saya mempercayai dan tulus mencintai suami saya.
Saya mohon doa agar kami sekeluarga cepat menjalani masa yang sulit ini.
Dan saya ikhlas memaafkan segala perbuatan yang kami dan keluarga alami.” Ujar Putri Chandrawati.(*)