Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Dengar Ulasan Sejumlah Pakar, Komnas Perlindungan Anak Komitmen Kampanyekan Bahaya BPA

Bahaya Bisphenol A atau lazim disebut BPA yang terdapat pada galon guna ulang masih kurang dipahami masyarakat.

Penulis: Anita K Wardhani
Editor: Willem Jonata
zoom-in Dengar Ulasan Sejumlah Pakar, Komnas Perlindungan Anak Komitmen Kampanyekan Bahaya BPA
TRIBUN JATIM/TRIBUN JATIM/PURWANTO
Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak (KOMNAS) PA, Arist Merdeka Sirait. TRIBUN JATIM/PURWANTO 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Anita K Wardhani

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bahaya Bisphenol A atau lazim disebut BPA yang terdapat pada galon guna ulang masih kurang dipahami.

Selama ini, edukasi terhadap masyarakat masih kurang tentang seberapa  bahayanya kandungan zat ini pada wadah plastik lain yang terbuat dari polycarbonat dengan kode plastik No.7.

Dan pertanyaan yang sempat membuat ragu itu terjawab tuntas ketika BPOM menggelar  saresehan berjudul 'Saresehan Upaya Perlindungan Kesehatan Masyarakat'.

Dalam saresehan tersebut menghadirkan puluhan pakar yang sangat berkompeten dari Perguruan Tinggi ternama di Indonesia juga dari lembaga Penelitian yang terakreditasi di Indonesia.

Baca juga: Tak Seperti Galon BPA, Sejumlah Penelitian Buktikan Plastik PET Aman untuk Air Minum Kemasan

Seperti di antaranya, Prof Dr Andri Cahyo Kumoro, Guru Besar Fakultas Teknik Kimia Universitas Diponegoro, Diah Ayu Puspandari dari Pusat Kebijakan Pembiayaan dan Manajemen Asuransi Kesehatan (Pusat KPMAK) Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan UGM, Prof Junaidi Khotib, Dekan Fakultas Farmasi Universitas Airlangga serta pakar dari universitas Indonesia dan IPB.

Para pakar sepakat, BPA dapat menimbulkan berbagai macam penyakit, seperti di antaranya, kanker, kesehatan otak, autisme, kelenjar  prostat, juga dapat memicu perubahan perilaku pada anak.

BERITA REKOMENDASI

Arist Merdeka Sirait saat menghadiri acara 'Saresehan Upaya Perlindungan Kesehatan Pada Masyarakat pun menyimpulkan jika tak ada dampak yang ringan dari yang ditimbulkan oleh BPA.

Adapun Arist sendiri memaparkan materi yang tak kalah pentingnya.

Dalam pemaparan itu Arist menegaskan bahwa, di luar negeri, senyawa BPA sudah tidak digunakan lagi. Karena terbukti berbahaya bagi kesehatan.

"Menurut US Food dan Drug Administration, BPA memicu masalah kesehatan di otak, " cetus Arist Merdeka yang merasa bahwa materi diskusi di acara saresahan tersebut perlu disampaikan ke masyarakat agar masyarakat tahu.

Saat ini, masyarakat internasional dan dalam negeri telah banyak informasi terkait keamanan Bisfenol A (BPA) pada kemasan plastik polikarbonat (PC) yang berdampak pada kesehatan. BPA merupakan salah satu bahan penyusun plastik PC kemasan air minum dalam galon yang pada kondisi tertentu dapat bermigrasi dari kemasan PC ke dalam air yang dikemasnya.


BPA bekerja atau berdampak kesehatan melalui mekanisme endocrine disruptors atau gangguan hormon khususnya hormon estrogen sehingga berkorelasi pada gangguan sistem reproduksi baik pria maupun wanita, diabetes, obesitas, gangguan sistem kardiovaskular, gangguan ginjal, kanker, perkembangan kesehatan mental, autism spectrum disorder (ASD) dan pemicu Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD).

Diah Ayu Puspandari dari Pusat Kebijakan Pembiayaan dan Manajemen Asuransi Kesehatan (Pusat KPMAK) Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan UGM melakukan penelitian terkait dampak dari kandungan BPA dalam AMDK.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Terkait

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas