Dengar Ulasan Sejumlah Pakar, Komnas Perlindungan Anak Komitmen Kampanyekan Bahaya BPA
Bahaya Bisphenol A atau lazim disebut BPA yang terdapat pada galon guna ulang masih kurang dipahami masyarakat.
Penulis: Anita K Wardhani
Editor: Willem Jonata
Paparannya disampaikan dalam saresehan Upaya Perlindungan Kesehatan Masyarakat.
Menurut Diah Ayu Puspandari paparan BPA berkontribusi 4,5 kali lebih besar memicu infertilitas dan data data lain terkait kejadian infertilitas di Indonesia.
Sementara menurut Ahli Biomedik Farmasi dan Farmakologi sekaligus Dekan Fakultas Farmasi Universitas Airlangga, Prof Juanidi Khotib mendorong penelitian yang bermanfaat. Tugasnya menyediakan data berbasis sain untuk digunakan bagi dukungan kebijkan yang berpihak pada masyarakat.
"Dari kajian yang dilakukan terjadi pelepasan atau migrasi partikel BPA ke makanan atau minuman yang bersinggungan langsung dengan kemasan primer sehingga partikel BPA dapat masuk ke dalam tubuh melalui makanan atau minuman tersebut. Konsentrasi BPA dalam darah dan urin sangat erat dengan berbagai penyakit yang berkaitan dengan gangguan endokrin, yaitu gangguan pada hormonal sistem, perkembangan saraf dan mental pada anak - anak," papar Junaidi Khotib.
Sementara Arist tetap fokus point of view- nya dari kesehatan anak - anak.
Itu sebabnya, Arist lebih keras berjuang agar pemerintah atau masyarakat tahu tentang bahaya BPA, salah satunya dengan mendukung upaya BPOM melakukan Perubahan Kedua atas Perka No 31 Tahun 2018 Tentang Label Pangan Olahan.
"BPA bagi orang dewasa saja dapat memicu kanker. Apalagi bagi anak-anak atau bayi, balita dan janin. Di mana bayi, balita dan janin itu belum mempunyai sistem imun. Dengan hadir di saresahan itu, kita jadi lebih takut. Ternyata BPA lebih berbahaya dari yang diperkirakan sebelumnya. Berdasarkan pemaparan para pakar lain BPA dapat mengkontaminasi air susu ibu bahkan saat bayi masih jadi embrio, " tandas Arist.
Komnas Perlindungan Anak akan terus mengkampanyekan bahaya BPA. Apalagi ini yang bicara dari pakar yang sangat mumpuni.
Peluang BPA meracuni masyarakat bukan saja saat proses pendistribusian saja. Tapi saat dipajang di toko - toko juga dapat memicu migrasi BPA ke air.
"Salah satu dampak BPA saja sudah mengerikan. Satu aja sudah bisa membuat fatal, apalagi kalau banyak. Oleh sebab itu kita tidak boleh bersikap gegabah dan meremehkan BPA ini, " tutur Arist Merdeka.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.