Kenapa China Bisa Jadi Episentrum Penyakit Menular? Berikut Penjelasan Ahli
Penyakit menular seperti flu Asia dan flu Hong Kong, H7N9, hingga covid-19 bermula wilayah China.
Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Willem Jonata
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Jika ditarik sejarah, beberapa wabah penyakit menular kerap bermula dari China.
Sebagai contoh flu Asia dan flu Hong Kong, H7N9, severe fever thrombocytopenia syndrome (SFTS), rabies, brucellosis hingga Covid-19.
Lantas kenapa China bisa menjadi episentrum penyakit menular?
Terkait hal ini, Pakar Epidemiologi Pakar Epidemiologi Griffith University Dicky Budiman menyebutkan ada beberapa faktor kenapa hal ini terjadi.
Pertama, negara China memang disebut dengan hot zone atau daerah yang berpotensi besar ditemukan penyakit baru berpotensi mewabah.
China dan daerah Indo China adalah daerah paling merah.
Selain China, Indonesia pun berpotensi menjadi hot zone, selain wilayah Afrika. Jadi
"Memanjang sub tropis ini. Indo China, India, masuk terus sampai ke Afrika dan juga Amerika Latin. Indo cina dalam hal ini, negara Asean juga masuk. Karena keanekaragaman hayatinya, habitat atau alamnya masih liar dan banyak. Itu yang membuat potensi ada," papar Dicky pada Tribunnews, Jumat (12/8/2022).
Baca juga: Begini Respons Masyarakat Saat Ditanyai Tentang Wabah Cacar Monyet
Lebih lanjut, Dicky menyebut jika dari satu juta jenis virus yang ada di dunia, sebagian besar ada di alam liar. Saat ini di China juga memiliki hutan yang sangat luas dan sebagian besar merupakan daerah tropis.
Situasi ini, kata Dicky ditambah dengan perilaku manusianya yang masih konservatif. Dalam hal ini pada protokol kesehatan, abai, jorok dan berbahaya.
"Misalnya konsumsi hewan liar, dengan cara tidak lazim atau jauh dari prinsip konsumsi makanan sehat. Mengonsumsi makanan menth dan sebagainya. Kebiasaan ini memberikan peluang. Virus yang ada di hewan bisa loncat ke manusia karena ada kontak langsung," papar Dicky.
Selain itu, manusia juga tinggal dekat dengan hewan-hewan liar. Faktor di atas menurut Dicky menjadi komposisi ideal. Terdapat komponen munculnya penularan wabah penyakit.
Ada manusia, panthogen, hewan liar penyebar virus, lingkungan dan perilaku yang mendukung. Namun, munculnya sebuah virus tidak akan terdeteksi dengan cepat kalau tidak ada sistim deteksi yang kuat.
Dan China menurut Dicky punya kapasitas yang mumpuni. Sejak era wabah penyakit yang muncul di tahun 2002, China sudah membangun sistim deteksi, survelens, laboratorium serta membangun sumber daya manusia di bidang kesehatan.
"Yang menjadi kekhawatiran adalah negara di Asean dan Afrika belum memiliki kapasitas yang memadai seperti China. Karena masalah ada, kemampuan tidak ada. Itu berbahaya sekali," pungkasnya.