Prabowo Jawab Sindiran soal Kekalahan di Setiap Pilpres: Jatuh Itu Biasa, Bangkit Lagi
Menteri Pertahanan Prabowo menyebut pihak yang menyindirnya tidak paham makna perjuangan.
Penulis: Reza Deni
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan Reporter Tribunnews.com, Reza Deni
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto merespons soal adanya sindiran kepada dirinya soal kekalahan saat berkontestasi dalam Pilpres sebelum-sebelumnya.
"Ada yang bertanya, ya mungkin nyindir-nyindir sudah sekian kali kalah kok mau maju lagi," kata Prabowo dalam Rapimnas Gerindra di SICC Sentul, Bogor, Jumat (12/8/2022).
Menteri Pertahanan itu menyebut pihak yang menyindirnya tidak paham makna perjuangan.
Prabowo lalu mengungkit kisah Presiden Pertama RI, Ir. Soekarno yang dipenjara oleh penjajah, tapi tidak berhenti berjuang untuk memerdekakan bangsa Indonesia.
"Kekalahan hanya bisa diartikan kekalahan kalau di dalam hati kita, kita menerima itu sebagai kekalahan," kata Prabowo.
"Bagi seorang pejuang, jatuh itu biasa. Bagi pendekar, kalau jatuh kita bangkit lagi, jatuh lagi bangkit lagi. Petarung biasa kalau jatuh. Lebih mulia masuk arena, lebih mulai bertarung demi keadilan, jatuh bangkit dan senyum. Kita bangkit dengan senyum," tandas Prabowo.
Diketahui, Prabowo sudah tiga kali mengikuti ajang Pilpres baik sebagai capres maupun cawapres. Dari ketiga pagelaran itu, Prabowo selalu kalah.
Baca juga: Diingatkan Ada Wartawan, Prabowo di Rapimnas: Tenang Saja, Kita Friend, Memang Kenapa Ada Wartawan
Di Pilpres 2009, Prabowo maju sebagai cawapres mendampingi Megawati Soekarnoputri.
Kemudian, pada 2014, Prabowo maju sebagai capres dan menggandeng Hatta Rajasa sebagai cawapres. Prabowo kalah oleh Jokowo-Jusuf Kalla.
Kemudian pads Pemilu 2019, Prabowo kembali maju, dengan Sandiaga Uno sebagai cawapresnya. Prabowo-Sandiga kalah dari Jokowi-Ma'ruf Amin.