Pilpres 2024, Pengamat Sebut Para Capres Dipastikan Minta 'Restu' Jokowi Agar Menang
Suara pemilih Jokowi dinilai menjadi daya tarik para capres 2024 untuk minta restu kepada Presiden sebelum melenggang di Pilpres 2024.
Penulis: Wahyu Gilang Putranto
Editor: Arif Fajar Nasucha
Kenyataan itu menjadi daya tarik bagi pemilih karena berasal dari masyarakat biasa.
Itu terakumulasi sehingga Jokowi menang Pilpres 2019 dengan memperoleh 70.997.833 suara dan Pilpres 2024 meraih 85.036.828 suara.
"Slogannya kan 'Jokowi adalah Kita'. Kita representasi kebanyakan orang. Satu-satunyanya dari masyarakat biasa ke jenjang itu, sehingga diterima semua kalangan, karena representasi kita kan kebanyakan orang kecil dan bukan elite," papar dia.
Jokowi Jadi Faktor Elektabilitas Capres
Sementara itu Pengamat Politik sekaligus Direktur IndoStrategi Research and Consulting, Arif Nurul Imam menuturkan, salah satu faktor penentu elektabilitas capres adalah akumulasi dari dukungan Jokowi.
"Kita tahu Kokowi punya basis relawan yang militan atau simpatisan yang loyal. Simpatisan yang loyak ini kemudian mengikuti arah politik Pak jokowi akan diberikan ke mana," terang dia.
Bagi capres yang akan bertarung kata dia, bisa mencontoh sosok Jokowi yang dibilang marketable. Pasalnya selama bertarung dalam pemilu baik tingkat kota, provinsi atau nasional bisa mengikuti selera pemilih mayortitas.
"Makanya Jokowi jadi salah satu variabek penentu kemenangan (Pilpres 2024), sehingga calon-calon kemudian mengidentikkan merasa dekat dan merasa di-endors kan," jelas dia.
Baca juga: PAN Apresiasi Koalisi Gerindra-PKB, Makin Banyak Figur Capres 2024 Makin Banyak Alternatif Pilihan
Sosok Seperti Jokowi Dibutuhkan
Sementara itu, mantan Menteri PPN/Bappenas atau orang yang membawa Jokowi ke Jakarta, Andrinof Chaniago, menilai untuk sepuluh tahun ke depan, Indonesia masih membutuhkan sosok presiden yang sungguh bekerja untuk membawa perubahan, seperti sosok Jokowi.
Di antaranya memiliki karakter pekerja keras, dekat dengan rakyar, lurus, berani mengambil keputusan yang memiliki visi ke depan hingga negarawan.
"Kita belum perlu orang yang hebat bicara jika ada yang hebat dalam bekerja. Orang gigih dan sungguh-sungguh dalam bekerja akan membuat banyak target pembangunan tercapai," terang Andrinof.
"Dan ingat, Jokowi itu negarawan sejati. Jadi contoh bagi capres-capres selanjutnya. Rival dalam pemilu, dirangkul untuk bersama-sama membangun negara," jelas dia.
Andrinof menambahkan, kini rakyat sudah di hadapkan dengan realita bahwasanya akan banyak pilihan calon pemimpin Indonesia periode 2024-2029.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.