Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

LPSK Sebut Putri Candrawathi Belum Layak Diperiksa, Kamaruddin Beberkan Dugaan Motif Pembunuhan

Kondisi yang dialami Putri Candrawathi ini berpotensi mengalami gangguan yang berkepanjangan atas peristiwa yang mengerikan atau PTSD

Editor: Eko Sutriyanto
zoom-in LPSK Sebut Putri Candrawathi Belum Layak Diperiksa, Kamaruddin Beberkan Dugaan Motif Pembunuhan
istimewa/kolase instagram/TIKTOK
Beredar cuplikan video Putri Candrawathi dirias. Video istri Ferdy Sambo ini lalu viral di media sosial. Netizen pun membandingkan saat Putri tampil di Mako Brimob. 

Adanya wanita simpanan tersebut membuat Eks Kadiv Propam Polri Irjen Ferdi Sambo kerap tidak pulang ke rumah sehingga memicu adanya pertengkaran rumah tangga.

"Bahkan Ferdi sambo bukannya malah bertaubat pasca-ketahuan, tapi dia mempertahankan dosa itu, maka dibuatlah pengancaman dari skuad lama yang pro terhadap Bapak (Ferdy Sambo)," ungkapnya.

Dugaan Motif Dendam

Kamaruddin Simanjuntak menduga Irjen Ferdy Sambo bermotif dendam sehingga berujung pada pembunuhan Brigadir J, sementara di kalangan ajudan yang terlibat pembunuhan adalah iri dan dengki.

"Brigadir Yosua sudah dianggap sebagai anak sehingga dirinya itu sangat disayang baik oleh Bapak (Ferdy Sambo) maupun oleh Ibu (Putri Candrawathi) sehingga dia termasuk anak yang dimanja di rumah itu dan dia diberikan keleluasaan tertentu dan kepercayaan tertentu," imbuhnya.

Kepala Badan Reserse Kriminal (Kabareskrim) Polri Komjen Agus Andrianto mengatakan saat ini timnya masih bekerja keras menguak peristiwa di Magelang, Jawa Tengah yang memicu pembunuhan Brigadir Yosua Hutabarat atau Brigadir J.

Seperti diketahui Irjen Ferdy Sambo, tersangka pembunuhan Brigadir J belum lama ini mengaku dirinya tega menghabisi ajudannya sendiri lantaran tersulut emosi.

Berita Rekomendasi

Dikatakannya, peristiwa yang terjadi di Magelang itu menyulut emosi Sambo lantaran melukai harkat dan martabat keluarganya.

Baca juga: LPSK Ungkap Pertemuan yang Dipimpin Perwira di Polda Metro, Ada Desakan Lindungi Istri Ferdy Sambo

Kemarahan Ferdy Sambo itu pun berujung pada rencana pembunuhan yang ia susun untuk menghabisi Brigadir J di Jakarta.

Soal peristiwa di Magelang, kini Bareskrim tengah mendalami.

Namun, lanjut Komjen Agus, Istri Ferdy Sambo, Putri Candrawathi, tidak dibawa ke Magelang oleh penyidik.

Sementara meski laporan pelecehan seksual terhadap Putri Candrawathi di Duren Tiga, Jakarta Selatan, sudah gugur, tetapi rangkaian peristiwa yang terjadi di Magelang tetap harus didalami.

"Rangkaian peristiwanya begitu, kan enggak bisa kami hilangkan," kata Komjen Agus, melansir Kompas.com.

Menurut dia, yang mengetahui pasti peristiwa sebenarnya yang terjadi di Magelang hanya Tuhan, istri Ferdy Sambo, dan Brigadir J.

"Yang pasti tahu apa yang terjadi, ya Allah SWT, almarhum (Brigadir J), dan Bu PC (Putri Candrawathi)," tutur Agus.

"Kalaupun Pak FS (Ferdy Sambo) dan saksi lain seperti Kuat, Ricky Rizal, Susi, dan Richard hanya bisa menjelaskan sepengetahuan mereka," sambung dia.

Bharada E Tak Mengetahui Peristiwa di Magelang

Pengacara Bharada E, Ronny Talapessy menegaskan, kilennya tak mengetahui peristiwa apa yang sebenarnya terjadi di Magelang.

Peristiwa antara Brigadir J dan Putri Candrawathi.

Di mana peristiwa yang disebut Sambo, melukai martabat keluarga Irjen Ferdy Sambo.

“Tidak, tidak tahu. Tidak tahu ya," ujar Ronny.

Sementara diberitakan Wartakotalivecom sebelumnya, eks Pengacara Bharada E, Deolipa Yumara mengatakan, Putri Candrawathi sempat menelepon Bharada E.

Awalnya, pada tanggal 6 Juli 2022, Irjen Ferdy Sambo bersama istrinya Putri Candrawathi, merayakan ulangtahun pernikahan di Magelang mulai pukul 22.00 WIB sampai pukul 01.00 WIB dinihari 7 Juli 2022.

Mereka mengaku menikmati acara dengan santai.

Namun, kabar yang berhembus, kata Deolipa, usai acara itu, Ferdy Sambo dan istrinya, Putri Candrawathi sudah mulai bertengkar.

"Tetapi Richard tidak tahu masalah apa yang tengah diributkan," katanya, pada acara Dua Sisi yang disiarkan di akun YouTube TVOne.

Lantas pada tanggal 7 Juli 2022 pagi sekitar pukul 08.00WIB, Irjen Ferdy Sambo sudah berangkat ke Jakarta untuk bekerja.

Sementara Putri Candrawathi bersama Bharada Richard Eliezer, Brigadir Yosua, dan Brigadir Ricky masih berada di Magelang.

Puluhan massa yang tergabung dalam Aliansi Masyarakat Cinta Polri menggelar aksi damai di depan Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Jakarta Selatan, Selasa (16/8/2022) dengan menaruh ribuan bunga mawar dan putih sebagai bentuk dukungan ke Kapolri untuk berantas oknum polisi.
Puluhan massa yang tergabung dalam Aliansi Masyarakat Cinta Polri menggelar aksi damai di depan Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Jakarta Selatan, Selasa (16/8/2022) dengan menaruh ribuan bunga mawar dan putih sebagai bentuk dukungan ke Kapolri untuk berantas oknum polisi. (Tribunnews.com/Abdi Ryanda Shakti)

Bersama mereka juga ada Susi, seorang pekerja rumah tangga, Kuwat sopir pribadi, dan seorang anak Ferdy Sambo dengan Putri. 

Pada hari yang sama, Bharada E dan  Brigadir Ricky (Bripka RR) mendapatkan tugas untuk mengantarkan makanan ke anak komandannya yang sekolah Taruna Magelang. 

Sementara Putri Chandrawati di rumah bersama Kuwat, Susi dan Brigadir J.

Beberapa saat kemudian Putri Candrawathi tampak menangis menghubungi ponsel Bharada E, di situ Putri menanyakan keberadaan Bripka Ricky.

Karenanya Bharada E menyerahkan ponsel itu ke seniornya Brigadir Ricky, lantas mereka berdua pun buru-buru kembali ke rumah atasan mereka di Magelang.

Namun, kata Deolipa, Bharada E mengaku tidak tahu apa isi pembicaraan Bripka Ricky dengan Putri Candrawathi. 

Baca juga: Sosok Kuat Maruf, Sopir Istri Ferdy Sambo yang Disebut Tahu Rencana dan Lihat Pembunuhan Brigadir J

Ketika sampai di rumah, Bripadir Ricky dan Bharada E ingin melihat kondisi Putri Candrawathi di lantai atas namun rupanya dihalangi dan dilarang oleh Kuwat, sopir pribadi Irjen Ferdy Sambo.

"Sampai di rumah, Ricky dan Richard naik ke atas, tapi ada namanya Kuwat. Kata Kuwat, Sudah Richard (Bharada E) jangan ikut campur," kata Deolipa. 

Sementara saat itu posisi Brigadir J sudah berada di lantai bawah.

"Akhirnya Richard turun. Pas interview, saya tanya ke Richard ada apa di atas. Dia bilang saya gak tahu bang, makanya saya turun saja. Ya, sudah di bawah saya ketemu Yosua. Tapi saya gak tahu persoalan apa. Tapi Kuwat marah-marah," ujar Deolipa. 

Menurut Deolipa dari pengakuan Bharada E, pada saat Putri menangis, hanya ada Susi, Kuwat, dan Brigadir J atau Yosua yang menemaninya.

Hingga akhirnya mereka dari Magelang kembali ke Jakarta, dan peristiwa pembunuhan yang menewaskan Brigadir J terjadi. (Tribunnews.com/Garudea Prabawati) (Warkotakive.com/Sam Law Malau)(Kompas.com/Adhyasta Dirgantara) (Tribun Network/riz/wly) (Tribunnews.com/Aisyah Nursyamsi)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas