BMKG Deteksi Bibit Siklon Tropis 93W, 3 Wilayah Berpotensi Hujan Lebat dan Angin Kencang
BMKG mendeteksi adanya bibit Siklon Tropis 93W, 3 wilayah berpotensi mengalami hujan lebat dan angin kencang. Sejumlah wilayah alami gelombang tinggi.
Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Siti Nurjannah Wulandari
TRIBUNNEWS.COM - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mendeteksi adanya bibit siklon tropis 93W, Sabtu (20/8/2022).
Bibit siklon tropis 93W terpantau berada di Samudera Pasifik Barat bagian timur Filipina bagian utara.
Titik koordinat bibit siklon tropis pada Sabtu (20/8/2022) siang berada di 17,9 derajat LU dan 130,3 derajat BT.
Bibit siklon tropis ini bertekanan 1003,7 mb dengan kecepatan angin maksimum 15 knot.
BMKG mendeteksi bibit siklon tropis 93W bergerak ke arah barat menjauhi wilayah Indonesia.
Adapun sejumlah wilayah di Indonesia terkena dampak hujan lebat dan angin kencang.
Baca juga: Prakiraan Cuaca BMKG Minggu, 21 Agustus 2022: Jakarta Pusat dan Bandung Hujan Ringan
Maluku Utara, Maluku, dan Papua Barat diprediksi akan mengalami cuaca ekstrem.
Sementara itu ada beberapa wilayah yang mengalami gelombang tinggi 1,25 - 2,5 meter, berikut ini daftarnya.
Gelombang Tinggi 1,25 - 2,5 meter:
- Laut Sulawesi bagian timur
- Perairan Bitung - Kepulauan Sitaro
- Perairan Kepulauan Sangihe - Talaud
- Laut Maluku
- Perairan selatan Sulawesi Utara
- Perairan Barat Halmahera
- Laut Halmahera
- Samudra Pasifik utara Halmahera
- Perairan Misool
- Perairan selatan Sorong
- Perairan Fakfak - Kaimana
- Laut Seram
- Perairan Pulau Buru - Pulau Seram
- Perairan Kepulauan Banggai - Pulau Sula
- Perairan Kepulauan Kai - Aru
Baca juga: Peringatan Cuaca Besok, BMKG: Waspada Hujan Lebat Disertai Angin Kencang
Gelombang Tinggi 2,5 - 4 meter
- Laut Banda
- Perairan Manui - Kendari
Dampak Langsung Siklon Tropis
Siklon tropis menimbulkan dampak yang sangat besar pada tempat-tempat yang dilaluinya.
Badai ini memiliki ukuran yang sangat besar serta angin kencang dan gumpalan awan, dikutip dari laman BMKG.
Dampak siklon tropis bisa berupa angin kencang, hujan deras berjam-jam hingga berhari-hari.
Akibatnya, siklon tropis dapat menyebabkan terjadinya banjir, gelombang tinggi, dan gelombang badai (storm surge).
Siklon tropis di laut dapat menyebabkan gelombang tinggi, hujan deras dan angin kencang.
Badai ini berpotensi mengganggu pelayaran internasional dan dapat menenggalamkan kapal.
Baca juga: Prakiraan Cuaca DKI Jakarta Besok, Minggu 21 Agustus, BMKG: Waspada Hujan Disertai Angin Kencang
Pergerakan siklon tropis dapat memutar air dan menimbulkan gelombang laut yang tinggi.
Di daratan, angin kencang dapat merusak atau menghancurkan kendaraan, bangunan, jembatan dan benda-benda lain, mengubahnya menjadi puing-puing beterbangan yang mematikan.
Gelombang badai (storm surge) atau peningkatan tinggi permukaan laut akibat siklon tropis merupakan dampak yang paling buruk jika mencapai daratan.
Meski demikian, siklon tropis jarang terjadi di Indonesia.
Sehingga Indonesia lebih sering menerima dampak tidak langsung dari bibit siklon tropis daripada dampak langsung siklon tropis.
Dampak Tidak Langsung Siklon Tropis di Indonesia
Indonesia bukan merupakan daerah lintasan siklon tropis.
Namun, keberadaan siklon tropis di sekitar Indonesia, terutama yang terbentuk di sekitar Pasifik Barat Laut, Samudra Hindia Tenggara dan sekitar Australia akan mempengaruhi pembentukan pola cuaca di Indonesia.
Perubahan pola cuaca akibat siklon tropis inilah yang memberikan dampak tidak langsung terhadap kondisi cuaca di wilayah Indonesia.
Dampak tidak langsung siklon tropis dapat berupa berbagai hal, diantaranya yaitu:
1. Daerah pumpunan angin
Siklon tropis yang terbentuk di sekitar perairan sebelah utara maupun sebelah barat Australia sering membentuk daerah pumpunan angin di sekitar Jawa atau Laut Jawa, NTB, NTT, Laut Banda, Laut Timor, hingga Laut Arafuru.
Pumpunan angin inilah yang mengakibatkan terbentuknya lebih banyak awan-awan konvektif penyebab hujan lebat di daerah tersebut.
Dilihat dari citra satelit, daerah pumpunan angin terlihat sebagai daerah memanjang yang penuh dengan awan tebal yang terhubung dengan perawanan siklon tropis.
Sehingga terlihat seolah-olah siklon tropis tersebut mempunyai ekor.
Itulah sebabnya, daerah pumpunan angin juga disebut sebagai ekor siklon tropis.
2. Daerah belokan angin
Siklon tropis di perairan Samudra Hindia Tenggara dapat menyebabkan terbentuknya daerah belokan angin di sekitar Sumatra bagian Selatan atau Jawa bagian Barat.
Daerah belokan angin ini dapat membentuk lebih banyak awan-awan konvektif penyebab hujan lebat di daerah tersebut.
3. Daerah defisit kelembaban
Bersamaan dengan adanya siklon tropis di perairan sebelah utara Sulawesi atau di Laut Cina Selatan seringkali teramati bersamaan dengan berkurangnya curah hujan di wilayah Sulawesi bagian utara atau Kalimantan.
Meskipun belum ada penelitian lebih lanjut, namun fenomena ini diprediksi terjadi karena siklon tropis menyerap persediaan udara lembab yang terdapat dalam radius tertentu di sekitarnya.
Misalnya, kelembaban yang terkandung di atmosfer di atas Kalimantan dan Sulawesi bagian utara sehingga di wilayah ini justru udaranya kering dan kondisi cuacanya cenderung cerah tak berawan.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Artikel lain terkait Prakiraan Cuaca