Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

ICIFPRH 2022, Rutgers: Libatkan Generasi Muda Bisa Bantu Cegah Perkawinan Anak

Programer Manager Power to Youth (Rutgers), Muhammad Rey Dwi Pangestu mengatakan, ada beberapa alasan kenapa anak muda perlu diajak untuk mengentaskan

Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Whiesa Daniswara
zoom-in ICIFPRH 2022, Rutgers: Libatkan Generasi Muda Bisa Bantu Cegah Perkawinan Anak
Istimewa
Pemaparan Programer Manager Power to Youth (Rutgers), Muhammad Rey Dwi Pangestu dalam acara Conference on Indonesia Family Planning and Reproductive Health 2022 (ICIFPRH) di Yogyakarta, Selasa (23/8/2022). 

Lalu yang ketiga, orang muda bisa berkontribusi dan mampu menjangkau lebih banyak komunitas. Populasi orang muda di Indonesia memiliki persentasi yang cukup banyak.

Sehingga dapat melakukan kampanye pencegahan perkawinan anak dengan skala yang lebih besar.

Keempat, mengajak anak muda dapat memunculkan strategi efektif untuk mencegah perkawinan anak.

Baca juga: 9 Jenis Kekerasan Seksual yang Diatur dalam UU TPKS: Pelecehan hingga Pemaksaan Perkawinan

Selain itu Rey pun mengatakan jika melibatkan orang muda khususnya perempuan dapat mendorong mereka sebagai agen perubahan di komunitas.

Khususnya dalam hal ini untuk mencegah perkawinan anak.

Kelima, orang muda memiliki kreatifitas dan kredibilitas yang bisa diajak untuk mencari strategi dalam pencegahan perkawinan anak.

Anak muda memiliki cara tersendiri untuk menjangkau dan mengatasi masalah yang ada di komunitasnya.

Berita Rekomendasi

"Jangan mencoba tidak mendengarkan apa yang disampaikan orang muda. 
Karena yang disampaikan memiliki kreatifitas dan kredibilitas sendiri dalam menangani pernikahan anak muda," paparnya lagi.

Cara Mengatasi Permasalahan Perkawinan Anak dengan Mengajak Anak Muda

Menurut Rey, Ada beberapa tahapan yang bisa dilakukan. Terutama jika melibatkan lebih banyak orang. Pertama, orang muda perlu memiliki pengetahuan dan kapasitas sebelumnya.

Menurutnya, pengetahuan individu perlu ditingkatkan sebagai agen perubahan untuk pencegahan perkawinan. Perlu dilakukan peningkatan kaspitas terus-menerus pada orang muda.

Sehingga dapat memiliki pengetahuan atau skill untuk mencegah pernikahan anak di komunitasnya.

Selanjutnya kata Rey, penting untuk tidak memisahkan orang dewasa dan anak muda dalam penyelesaian kasus perkawinan anak.

"Kita perlu melibatkan dan membangun koordinasi bahwa mereka memiliki keunikan masing-masing. Orang muda bisa saling membantu dan sebaliknya."

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas