Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kasus Infeksi HIV/AIDS di Bandung Tinggi: Pentingnya Ajarkan Hak Kesehatan Seksual dan Reproduksi

Kasus infeksi HIV/AIDS di Kota Bandung menunjukkan, pentingnya ajarkan hak kesehatan seksual dan reproduksi (HKSR).

Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Erik S
zoom-in Kasus Infeksi HIV/AIDS di Bandung Tinggi: Pentingnya Ajarkan Hak Kesehatan Seksual dan Reproduksi
Hello Sehat
(Ilustrasi HIV/AIDS) Kasus infeksi HIV/AIDS di Kota Bandung menunjukkan, pentingnya ajarkan hak kesehatan seksual dan reproduksi (HKSR). 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Kasus infeksi HIV/AIDS di Kota Bandung disebut-sebut tinggi. Hal ini membuat Bandung sedang menjadi sorotan masyarakat.

Kasus ini pun menunjukkan, pentingnya ajarkan hak kesehatan seksual dan reproduksi (HKSR).




Hal ini diungkapkan oleh Ketua Pusat Kesehatan Reproduksi Universitas Gajah Mada (UGM), Prof dr Siswanto Agus Wilopo pun memberikan tanggapan. Menurutnya, hal ini bisa dipengaruhi oleh pengetahuan yang rendah. 

Baca juga: Dinkes Jabar Catat 3.744 Kasus HIV/AIDS, Angka Cenderung Naik Tiap Tahunnya

"Masalahnya pada remaja ini mereka belum paham betul. Katanya kalau baru sekali (berhubungan seksual) nggak bakal tertular. Selain itu, pemahaman HIV-AIDS ini di sekolah tidak dijelaskan. Banyak guru tidak mau, jadi pertama adalah masalah pengetahuan itu rendah," ungkapnya saat ditemui di Yogyakarta, Kamis (26/8/2022).

Padahal saat ini, informasi yang bereda di media massa tidak bisa dikendalikan. Walau pemerintah telah berupaya memblokir konten berunsur pornografi, tapi hal itu tidak dapat membendung informasi yang masuk.

Baca juga: Gejala HIV/AIDS, Mulai dari Stadium 1 hingga Stadium 4

"Kalau mereka mencari tentang pornografi, mereka akan mencari tahu dan akan timbul keinginan yang tidak mudah dikendalikan. Pengaruh pornografi juga sangat kuat hubungan dgn HIV-AIDS," katanya lagi. 

BERITA TERKAIT

Hal yang sama pun disampaikan oleh Direktur Yayasan Inisiatif Perubahan Akses Akses Menuju Sehat (IPAS), dr Marcia Soumokil, MPH dalam Conference on Indonesia Family Planning and Reproductive Health (ICIFPH) 2022.

Menurutnya ada banyak faktor, pertama adanya perubahan dari remaja ke dewasa. Baik secara biologis, hormonal dan psikologis.

Baca juga: Simak Perbedaan Antara HIV dan AIDS, Mulai Cara Penularan hingga Tingkat Harapan Hidup

"Ketika mereka tidak punya cukup pengetahuan tentang tubuhnya, yang terjadi mereka dikondisikan untuk membuat keputusan tanpa informasi dan pengetahuan yang lengkap. Ini alasan anak mudah rentan alami HIV-AIDS dan sebagainya," papar dr Marcia. 

Pengetahuan tentang tubuh atau alat reproduksi tidak cuma bicara tentang hubungan seksual. Namun mulai mengenal dan fungsi tubuh. Kemudian bagaimana cara menjaga diri dan relasi yang sehat

Sedangkan dari ada faktor internal, seringkali secara fisik anak muda dianggap sudah matang, tapi belum dari sisi psikologis.

"Ditambah lagi kalau mereka tidak punya akses ke informasi yang benar. Ketika dia tidak dapat akses informasi yang benar, mereka akan mencari sendiri di gadget. Tapi kalau mereka mencari informasi yang tidak tepat juga bahaya," pungkasnya. 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas