Mengenal Lukisan-lukisan Karya Raden Saleh, Penangkapan Pangeran Diponegoro hingga Berburu Banteng
Raden Saleh memiliki banyak karya lukisan. Terdapat 6 lukisan karya Raden Saleh yang menjadi koleksi negara.
Penulis: Farrah Putri Affifah
Editor: Tiara Shelavie
TRIBUNNEWS.COM - Raden Saleh adalah pelukis pertama berasal dari Jawa yang bersentuhan dengan nilai-nilai barat.
Raden Saleh Syarif Bustaman atau yang dikenal dengan Raden Saleh lahir di Terbaya, Semarang, Jawa Tengah pada tahun 1814, dikutip dari kebudayaan.kemdikbud.go.id.
Raden Saleh dianggap sebagai pelopor seni lukis modern Indonesia, dikutip dari setkab.go.id.
Raden Saleh memiliki banyak karya lukisan.
Namun terdapat 6 lukisan karya Raden Saleh yang menjadi koleksi negara.
Adapun 6 lukisan tersebut di antaranya, Penangkapan Pangeran Diponegoro (Die Gefangenhame Diepo Negoro), Berburu Banteng I, Berburu Banteng II, Harimau Minum, dan Antara Hidup dan Mati (Between Life and Death) dan Menghadap Bola Dunia.
Lukisan-lukisan Karya Raden Saleh
1. Lukisan Penangkapan Pangeran Diponegoro (Die Gefangenhame Diepo Negoro)
Pada saat Raden Saleh menjabat sebagai pelukis kerajaan Belanda, ia membuat lukisan 'Penangkapan Pengeran Diponegoro'.
Lukisan ini menggambarakan kejadian yang terjadi pada tanggal 28 Maret 1830 di rumah Residen Kedu di Magelang, dikutip dari setkab.go.id.
Lukisan Penangkapan Pengeran Diponegoro merupakan lukisan sejarah pertama di Asia Tenggara.
Lukisan tersebut merupakan peristiwa penangakapan Pangeran Diponegoro dan pasukannya.
Peristiwa tersebut terjadi pada bulan Ramadhan.
Hal tersebut terlihat dari tidak adanya senjata yang menjadi ciri khas Pangeran Diponegoro yaitu keris yang biasanya terselip dipinggangnya.
Bulan Ramadhan dalam ajaran Islam merupakan bulan yang dilarang bagi umat Muslim untuk berperang.
Saat itu, Pangeran Diponegoro damn pasukannya datang berencana untuk membuat tawaran berunding.
Belanda mengingkan gencatan senjata.
Namun saat itu terjadilah pengkhianatan oleh Belanda.
Peristiwa tersebut menjadi peristiwa penangkapan.
Dalam lukisan tersebut, Raden Saleh ingin mengungkapkan perasaan yang sangat mendalam pada dua sosok utama, yaitu Pangeran Diponegoro dan Jenderal de Kock.
Pangeran Diponegoro dalam lukisan tersebut terlihat sebagi seorang pejuang muslim dengan menggunakan pakaian ulama, mulai dari sorban hingga tasbih.
Namun keris pusaka Kanjeng Kyai Ageng Bondoyudho tidak nampak dalam lukisan tersebut.
Kemudian pada sorban yang dikenakan Pangeran Diponegoro terdapat simbol merah putih.
Simbol tersebut merupakan simbol perjuangan dan perlawanan rakyat Indonesia melawan kolonial Belanda.
Sementara itu, Raden Saleh menempatkan Pangeran Diponegoro di sebelah kanan sejajar dengan posisi de Kock.
Sementara komandan Belanda terdapat di sebelah kirinya
Hal tersebut menunjukkan simbol bahwa pejabat Belanda menempati posisi kedua.
Raden Saleh dalam lukisan tersebut juga ingin menegaskan bahwa orang Jawa memiliki derajat yang sejajar dengan para penjajah.
2. Lukisan Berburu Banteng
Karya Raden Saleh selain lukisan Penangkapan Pangeran Diponegoro, ada juga lukisan Berburu Banteng.
Lukisan Berburu Banteng merupakan hasil karya Raden Saleh pada tahun 1807 – 1880, dikutip dari bataviadigital.perpusnas.go.id.
3. Lukisan Harimau Minum
Lukisan Harimau Minum merupakan lukisan karya Raden Saleh yang dibuat pada tahun 1863.
Lukisan ini menggabungkan dua tema yaitu panorama dan binatang.
Lukisan Harimau Minum berukuran 160 x 116 cm berbahan cat minyak di atas kanvas.
Dalam lukisan ini, tema panorama menggambarkan filosofi kesadaran sebagai makhluk yang kecil di hadapan semesta.
Lukisan ini memiliki nilai yang cukup tinggi yaitu Rp 2.900.000.000.
4. Lukisan Antara Hidup dan Mati (Between Life and Death)
Lukisan Antara Hidup dan Mati (Between Life and Death) terinspirasi saat Raden Saleh berada di Aljazair pada tahun 1870.
Lukisan ini dibuat menggunakan cat minyak dan kanvas dan memiliki ukuran 263 x 193 cm.
Lukisan ini adalah hadiah dari Ratu Juliana kepada pemerintah Indonesia pada tahun 1971.
Lukisan ini bernilai Rp 60.000.000.000.
Dalam lukisan ini terdapat seorang penunggang kuda dari Arab (melambangkan negara Asia).
Penunggang kuda tersebut diterkam oleh seekor singa (melambangkan negara Eropa).
Terdapat juga seorang berkulit hitam yang tertimpa singa (melambangkan Afrika).
Jika ditafsikrakan, lukisan ini menunjukkan tentang perlawanan bangsa-bangsa di Asia dan Afrika terhadap penindasan yang dilakukan oleh bangsa Eropa.
(Tribunnews.com/Farrah Putri)
Artikel Lain Terkait Raden Saleh