Ajak Mahasiswa Galakkan Gerakan Lawan Radikalisme, KNPI Gelorakan Aktivistpreneur
Ryano meyakini ketika pemuda ini berdaya, mandiri secara ekonomi maka persoalan radikalisme atau perilaku intoleransi dengan sendirinya akan hilang.
Penulis: Muhammad Zulfikar
Editor: Malvyandie Haryadi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat Komite Nasional Pemuda Indonesia (DPP KNPI) M. Ryano Panjaitan menggalakan gerakan aktivistpreneur di kalangan pemuda, pelajar, dan mahasiswa guna menangkal paham radikalisme dan intoleransi.
Aktivistpreneur adalah sintesis antara aktivisme dan entrepreneurship, yang juga merupakan transformasi aktivisme menuju kesejahteraan rakyat.
Hal ini juga memadukan antara aktivisme yang berbasis moral, intelektualitas, advokasi dan jaringan serta kekuatan entrepreneurship yang berbasis pada kemandirian, kreatifitas, inovasi dan tujuan kesejahteraan.
Demikian diutarakan Ryano dalam acara Dialog Kebangsaan yang di gelar bidang Penanggulangan Terorisme dan Radikalisme DPP KNPI bekerja sama dengan Dewan Eksekutif Mahasiswa Universitas Islam Negeri (DEMA UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta dan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) di Kampus UIN Jakarta.
Diskusi ini juga dihadiri narasumber dari BNPT yaitu Direktur Perlindungan Brigadir Jenderal (Pol) Drs. Imam Margono dan Dr. Arief Subhan, Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan UIN Jakarta.
"Mengapa kami di DPP KNPI periode 2022-2025 mengangkat tagline besar Aktivistpreneur ini karena menurut saya inilah sedikit peran aktif pemuda membantu pemerintah mengatasi berbagai problematika sosial khususnya di kalangan pemuda yang menjadi basis konstituen KNPI," kata Ryano, Kamis (1/9/2022).
Ryano meyakini ketika pemuda ini berdaya, mandiri secara ekonomi maka persoalan radikalisme atau perilaku intoleransi dengan sendirinya akan hilang.
“Itu sebabnya kami terus menggalakkan gerakan Aktivistpreneur ini di kalangan pemuda termasuk di dalamnya pelajar dan mahasiswa termasuk salah satunya untuk melawan radikalisasi beragama,” tuturnya.
Baca juga: Menpora Diminta Tidak Menutup Mata Terhadap Tiga Kepemimpinan di KNPI Saat Ini
Oleh karena itu, dia meyakini di kalangan mahasiswa UIN Jakarta ini tak ada itu bibit radikalisme atau perilaku intoleransi ini.
“Karena saya yakin betul bahwa Islam yang jadi mazhab UIN adalah Islam rahmatan lilalamin, Islam yang moderat, Islam Tasamuh. Islam itu sangat indah, sangat luwes melewati zaman. Tak usah khawatir insyaAllah. Kita harus mengambil peran moderasi beragama berbasis keilmuan sesuai nilai budaya kearifan lokal," katanya.
Sementara itu, Ketua Bidang Penanggulangan Terorisme dan Radikalisme DPP KNPI, Muhamad Adnan Rara Sina, menegaskan, tujuan diselenggarakannya dialog kebangsaan di kalangan mahasiswa ini adalah untuk mengajak mahasiswa agar lebih memahami pola radikalisasi beragama dan perilaku intoleransi yang tengah marak belakangan ini apalagi menjelang tahun politik.
"Kami di KNPI ingin hadir sebagai pemersatu di tengah masyarakat, hadir sebagai golongan yang tercerahkan secara pikiran dengan tidak ingin mengikuti tren politik global yang selalu memojokkan kelompok agama atau ideologi tertentu termasuk Islam,” ucapnya.
“Bahwa akar persoalan utama gerakan terorisme dan radikalisme ini adalah adalah ketidakadilan dan kemiskinanan maka kami hadir dengan gerakan aktivistpreneur ini agar pemuda termasuk mahasiwa masuk dalam golongan yang tercerahkan tadi dan kuat serta mandiri secara ekonomi. Ini salah satu misi yang kami bawa dengan sinergi bersama BNPT saat ini," kata Adnan.