Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Soroti Fenomena Banyak Kader PSI Mundur, Pengamat Mengaku Tak Heran, Ini Alasannya

 Sejumlah kader PSI di beberapa wilayah menyatakan mundur dari partai pimpinan Giring Ganesha. 

Penulis: Danang Triatmojo
Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-in Soroti Fenomena Banyak Kader PSI Mundur, Pengamat Mengaku Tak Heran, Ini Alasannya
Istimewa via Tribunnews.com
Ujang Komarudin.Soroti Fenomena Banyak Kader PSI Mundur, Pengamat Mengaku Tak Heran, Ini Alasannya 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sejumlah kader PSI di beberapa wilayah menyatakan mundur dari partai pimpinan Giring Ganesha

Sebelumnya 11 kader dan pengurus DPD PSI Jawa Tengah menyatakan mengundurkan diri pada Mei 2022 lalu, disusul 14 politisi PSI Kabupaten Bandung Barat pada April 2022, dan teranyar Ketua DPW PSI Provinsi Banten, Azmi Abubakar ikut mengundurkan diri.

Melihat hal ini, pengamat politik dari Universitas Al-Azhar Indonesia, Ujang Komarudin, menyebut sudah menduga fenomena tersebut akan terjadi lantaran PSI dinilai sebagai partai rapuh.

Adapun maksud pernyataannya ini adalah karena PSI lebih mengedepankan sikap idealis tapi pragmatis.

“PSI inginnya bagus tapi suka menyerang orang. Saya sih melihat tidak aneh dan heran kalau dari dulu hingga saat ini banyak pentolan-pentolan PSI yang mundur dan bergabung dengan partai lain,” kata Ujang kepada wartawan, Kamis (1/9/2022).

Menurut Ujang, agenda politik PSI salah jalur karena ingin beda dari parpol nasional lainnya.

Namun perbedaan tersebut justru tidak sesuai kenyataan. 

Baca juga: Golkar-PSI Sejalan, Komitmen Lanjutkan Program Jokowi dan Sepakat Hindari Politik Identitas

Berita Rekomendasi

Sehingga menurutnya wajar jika kader PSI di daerah banyak yang mundur karena menganggap tak selaras dengan harapan para kader internal.

“Sebagai partai, harusnya PSI tumbuh. Tetapi kalau banyak yang mundur seperti ini maka merugikan PSI, karena bisa menurunkan suaranya,” kata Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR) ini.

Menurut Ujang, PSI semestinya konsisten sebagaimana awal partai terbentuk yakni tetap mengusung konsep idealisme, dan menjauhi praktik pragmatisme.

“Atau bisa jadi, PSI hari ini adalah untuk kepentingan kelompok atau orang tertentu di internal PSI dan bukan untuk kader-kader yang lain dan kepentingan masyarakat bangsa serta negara,” tegas dia.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas