Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Riset Terbaru Science Advances, Lebih dari 500.000 Ton Sampah Bocor ke Laut Indonesia Tiap Tahun

Riset Science Advances pada tahun 2021 menemukan saat ini Indonesia menduduki peringkat 5 dari sebelumnya peringkat2, penyumbang sampah ke dunia.

Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Anita K Wardhani
zoom-in Riset Terbaru Science Advances, Lebih dari 500.000 Ton Sampah Bocor ke Laut Indonesia Tiap Tahun
Warta Kota/Angga Bhagya Nugraha
Balai Konservasi Karang Lestari, Situbondo, bekerjasama dengan kecamatan Bungatan, melakukan aksi pungut sampah di laut kawasan Pantai Pasir Putih, Situbondo, Jawa Timur, Sabtu (30/7/2022). Kegiatan tesebut rutin dilakukan untuk melestarikan kebersihan dan ekosistem laut dengan cara memungut sampah dari laut yang didominasi sampah plastik menggunakan Ponton Sampah (tong sampah laut). Ponton Sampah merupakan alat pemungut sampah digagas oleh Balai Konservasi Karang Lestari sebagai upaya menyelamatkan laut dari sampah plastik. Warta Kota/Angga Bhagya Nugraha 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Eko Sutriyanto

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menggunakan metode pemodelan yang juga dilakukan oleh pemerintah Indonesia, hasil riset Science Advances pada tahun 2021 menemukan saat ini Indonesia menduduki peringkat kelima dari sebelumnya peringkat kedua, penyumbang sampah ke lautan dunia.

Diperkirakan lebih dari 500.000 ton sampah bocor ke laut setiap tahunnya dan tingkat mikroplastik yang ditemukan baik di air, sedimen, dan biota laut semakin meningkat.

"Contohnya, pada sampel kerang hijau di Jakarta, telah meningkat dari 70 persen mengandung mikroplastik sekarang sudah 100%.

Baca juga: Pemprov DKI Ajak Masyarakat Kolaborasi Atasi Masalah Sampah

Selain itu tidak hanya di air, namun juga di udara Jakarta, mikroplastik sudah ditemukan,” kata M. Reza Cordova, peneliti Pusat Riset Oseanografi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) saat talkshow Sambil Menyelam Minum Sampah? di Pameran Deep and Extreme 2022, Hall A Jakarta Convention Center (JCC), Senin (5/9/2922).

Talkshow yang diadakan Divers Clean Action (DCA) ini sebagai bentuk edukasi kepada masyarakat, khususnya para penyelam, terkait ancaman mikroplastik terhadap lingkungan, aktivitas penyelaman serta dampaknya bagi kesehatan masyarakat di panggung utama pameran Deep and Extreme 2022.

Dari sudut pandang kesehatan, kata Reza plastik ternyata memiliki dampak buruk untuk tubuh manusia.

Berita Rekomendasi

Nutrisionis Dr Rita Ramayulis DCN MKes mengatakan, mikroplastik bisa masuk ke tubuh manusia melalui saluran pencernaan dan pernafasan.

"Cara menurunkan efek dan risiko seperti menjadi penyebab kanker dan gangguan organ reproduks dan atau penyakit lainnya adalah kita dapat meningkatkan barrier tubuh kita agar dapat mengeluarkan mikroplastik yakni: meningkatkan kesehatan pencernaan, meningkatkan fungsi sel-sel imunitas, dan meningkatkan pengeluaran cairan melalui urin dan keringat," kata Rita Ramayulis.

Baca juga: Dukung Gerakan Indonesia Bersih, Pegadaian Gelar Lomba Mengemaskan Sampah dengan Hadiah Ratusan Juta

Aktivitas manusia, termasuk kegiatan pariwisata berpotensi menghasilkan sampah dan tentu saja bisa berdampak buruk bagi kebersihan dan kelestarian lingkungan dan dirasakan pula oleh para penikmat wisata selam, diving influencer dan travel blogger.

Travel Blogger sekaligus influencer, Marischka Prudence mengatakan influencer dapat mengajak untuk mengurangi dan menanggulangi sampah melalui konten yang menarik, namun aksi bersih-bersih saja memang tidak cukup.

(Kiri ke kanan) Swietenia Puspa Lestari, Founder Divers clean Action, Dr Rita Ramayulis, DCN, M.Kes, Nutrionis, M. Reza Cordova Ph.D, peneliti Pusat Riset Oseanografi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Febrian, Influencer & Travel Blogger dan Marischka Prudence, Influencer & Travel Blogger dalam Talkshow dengan “Sambil Menyelam Minum Sampah?” di Pameran Deep and Extreme 2022, Hall A Jakarta Convention Center (JCC) pada tanggal 4 September 2022
(Kiri ke kanan) Swietenia Puspa Lestari, Founder Divers clean Action, Dr Rita Ramayulis, DCN, M.Kes, Nutrionis, M. Reza Cordova Ph.D, peneliti Pusat Riset Oseanografi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Febrian, Influencer & Travel Blogger dan Marischka Prudence, Influencer & Travel Blogger dalam Talkshow dengan “Sambil Menyelam Minum Sampah?” di Pameran Deep and Extreme 2022, Hall A Jakarta Convention Center (JCC) pada tanggal 4 September 2022 (istimewa)

"Jadi harus dibarengi dengan dukungan pemerintah melalui kebijakan dan implementasi yang tegas,” katanya.

Febrian, Influencer & Travel Blogger mengatakan, melihat pengalaman saya berkeliling Indonesia, memang peraturan terkait sampah belum merata dan belum tersosialisasi dengan baik sehingga kampanye tidak dapat maksimal dilakukan untuk mendorong perubahan perilaku baik wisatawan dan penduduk lokal”.

“Sehingga ketika mengedepankan peraturan merata dan perubahan perilaku yang baik dari seluruh lapisan masyarakat, kita tidak lagi menyelam sambil minum sampah,” kata Febrian.

Swietenia Puspa Lestari, Founder Divers Clean Action mengatakan, kembalinya aktivitas pariwisata setelah menurunnya pandemi Covid-19 merupakan hal yang kita rayakan, tapi perlu kita ingat bahwa seiring dengan ini adanya potensi peningkatan sampah plastik yang dapat mencemari lautan kita dan biota di dalamnya.

Pelestarian lokasi wisata untuk mencegah dampak buruk sampah ke lingkungan dan kesehatan manusia harus dilakukan setiap penyedia jasa wisata, penikmat wisata bahari, dan seluruh masyarakat Indonesia.

"Jadi, mari kita mengurangi dan memilah sampah dari rumah dan saat berwisata agar di masa yang akan datang kita tidak akan semakin banyak menelan sampah plastik ke tubuh kita secara tidak sengaja saat menyelam," katanya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas