Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Fraksi PKS Menilai Menaikkan Harga BBM Bersubsidi Hanya Jadi Solusi Tambal Sulam

Mulyanto menilai kebijakan menaikkan harga BBM bersubsidi adalah solusi tambal-sulam yang hanya memberatkan masyarakat kecil.

Penulis: Chaerul Umam
Editor: Dewi Agustina
zoom-in Fraksi PKS Menilai Menaikkan Harga BBM Bersubsidi Hanya Jadi Solusi Tambal Sulam
WARTA KOTA/Henry Lopulalan
Pengendara antre untuk mengisi bahan bakar minyak (BBM) berapa saat usai pengumuman kenaikan harga di SPBU, Jalan Kramat Raya, Jakarta Pusat, Sabtu (3/9/2022). Anggota Komisi VII DPR RI Mulyanto menilai kebijakan menaikkan harga BBM bersubsidi adalah solusi tambal-sulam yang hanya memberatkan masyarakat kecil. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Chaerul Umam

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kebijakan Pemerintah menaikkan harga BBM bersubsidi diyakini anggota Komisi VII DPR RI, Mulyanto, tidak akan menyelesaikan masalah utama tata niaga BBM bersubsidi.

Menurutnya kebijakan menaikkan harga BBM bersubsidi adalah solusi tambal-sulam yang hanya memberatkan masyarakat kecil.

Mulyanto menyebut, pemerintah seolah lupa bahwa masalah utama tata niaga BBM adalah ketidak-tepatan sasaran dan keterbatasan.

Karena itu PKS minta pemerintah membatalkan kebijakan ini dan segera mencari solusi alternatif yang lebih adil bagi semua masyarakat.

Baca juga: Cara Mendapatkan BLT BBM Tahun 2022, Cukup Daftarkan Diri Melalui Aplikasi Cek Bansos

"Dengan mengambil opsi menaikkan harga BBM bersubsidi, seolah pemerintah membiarkan problem akut ketidak-tepat sasaran penggunaan BBM bersubsidi. Artinya, pengguna mobil mewah tetap saja dapat menikmati BBM bersubsidi baik Solar maupun Pertalite," kata Mulyanto kepada wartawan, Selasa (6/9/2022).

"Selain itu, dengan meningkatnya permintaan BBM pasca-pandemi Covid-19, diperkirakan kuota BBM bersubsidi ini tetap akan jebol di bulan Oktober atau November 2022," imbuhnya.

Berita Rekomendasi

Mulyanto menambahkan kebijakan menaikkan harga BBM bersubsidi pada dasarnya tidak punya efek terhadap pengendalian volume BBM.

Bahkan dengan kembali naiknya harga BBM jenis Pertamax, maka diperkirakan migrasi pengguna Pertamax ke Pertalite akan bertambah.

"Yang terbayang justru adalah efek sampingnya, berupa kenaikan harga transportasi, harga barang-barang dan lonjakan tingkat inflasi, terutama di sektor makanan yang berujung pada peningkatan jumlah masyarakat miskin," kata Mulyanto.

Mulyanto mengaku tanda-tanda ke arah itu mulai terlihat dari tuntutan yang disampaikan berbagai komponen masyarakat dalam menyikapi kebijakan kenaikan harga BBM bersubsidi di atas.

PKS sendiri, kata Mulyanto, terus memonitor aspirasi masyarkat yang berkembang untuk mengkonsolidasikan diri bagi langkah-langkah politik ke depan.

"Kita terus berkomunikasi dengan berbagai komponen masyarakat dan bangsa untuk merumuskan langkah-langkah politik yang tepat," tandasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas