Komisi I DPR Cecar Menkominfo Soal Kebocoran Data Tiga Kali Sebulan: Sangat Memalukan
anggota dewan mencecar sang menteri terkait kebocoran data yang terjadi belakangan ini, bahkan terjadi tiga kali dalam sebulan.
Penulis: Chaerul Umam
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Komisi I DPR RI menggelar rapat kerja dengan Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G Plate.
Dalam rapat tersebut, anggota dewan mencecar sang menteri terkait kebocoran data yang terjadi belakangan ini, bahkan terjadi tiga kali dalam sebulan.
Anggota Komisi I DPR RI Fraksi Partai Golkar Nurul Arifin menyebut, peristiwa itu merupakan mega kasus yang harus segera ditelusuri.
"Ada tiga kasus, kasus ini menurut saya mega kasus, sampai kita kebobolan, bocor 1,3 miliar data kartu sim bocor di forum online breach dari akun bernama bjorka. Pelaku yang sama juga dengan dugaan kebocoran 26 juta data pelanggan Indihome. Itu yang kedua. Kebocoran data Indihome pada 21 Agustus 2022," kata Nurul di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (7/9/2022).
"Kemudian yang terakhir 17 juta pelanggan PLN diperjualbelikan di situ online. Ini pertanyaannya kok bisa kebobolan terus?" imbuhnya.
Nurul menduga ada andil peran 'orang dalam' sehingga bisa terjadi kebocoran data berulang kali.
Dia mengatakan hal tersebut sangat memalukan.
"Saya tidak tahu orang dalamnya yang terkait penyelenggara sistem elektronik, seperti SIM-nya bocor. Ini sebetulnya kan bisa diidentifikasi dari mana. Ini memalukan pak kalau menurut saya," ujarnya.
Senada dengan Nurul, anggota Komisi I DPR RI Dave Laksono mempertanyakan kasus kebocoran data dalam waktu berdekatan terjadi.
Baca juga: Beredar Dugaan 105 Juta Data Pemilih Bocor dan Dijual, KPU: Data Kami Aman
"Soal pencurian data, kebocoran data, ini selama beberapa tahun ini, hampir tiap minggu, tiap bulan atau ada saja kebocoran, terus-terusan kebocoran data," ucap Dave.
Dia juga meminta penjelasan kepada Kominfo cara mengatasi kasus serupa di masa depan.
"Sudah mendapatkan anggaran cukup besar dalam beberapa tahun terakhir, bahkan tahun depan dapat anggaran besar. Nah, apakah dana besar ini dapat dimanfaatkan secara optimal meningkatkan kemampuan, SDM, dan juga apakah ada R and D yang besar juga," ucapnya.
"Kalau saya pribadi belum impressed terhadap progress-nya, kalau saya pribadi masih menginginkan ada satu kejelasan dan ketegasan untuk menanggulangi hacking dan juga pencurian data, pengejaran kepada mereka yang mencuri, karena ini juga permainan global," tandasnya.
Untuk diketahui, dugaan kasus kebocoran data PLN menyangkut 17 juta pelanggan terjadi pada 19 Agustus.
Kemudian dugaan kebocoran data IndiHome pada 21 Agustus, dan terbaru 1,3 miliar data registrasi SIM card prabayar.