21 Penyelam TNI AL Evakuasi Jenasah Pilot dan Kopilot Pesawat Puspenerbal di Kedalaman 14 Meter
Proses evakuasi jenasah pilot dan kopilot pesawat latih G-36 Bonanza T-2503 Puspenerbal yang kecelakaan di Selat Madura melibatkan 21 penyelam.
Penulis: Gita Irawan
Editor: Hasanudin Aco
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Gita Irawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Proses evakuasi jenasah pilot dan kopilot pesawat latih G-36 Bonanza T-2503 Puspenerbal yang mengalami kecelakaan di Selat Madura melibatkan 21 penyelam TNI AL.
Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Yudo Margono mengatakan para penyelam tersebut merupakan personel Dinas Penyelam Bawah Air Komando Armada II (Dislambair Koarmada II) dan Satuan Komando Pasukan Katak (Satkopaska) Koarmada II.
Mereka, kata Yudo, mengevakuasi jenasah di kedalaman 14 meter dalam kondisi masih terikat sabuk pengaman.
"Untuk Dislambairnya dua tim, dua tim (total) 14 orang, Kopaskanya satu tim, sama (dengan jumlah satu tim Dislambair) tujuh orang," kata Yudo saat konferensi pers di Mabesal Jakarta Pusat pada Kamis (8/9/2022).
Baca juga: KSAL dan Jajaran Sampaikan Duka Cita Gugurnya 2 Prajurit Puspenerbal di Selat Madura
Yudo mengatakan dalam proses pencarian dan evakuasi pesawat tersebut tidak melibatkan dari instansi lain.
Ia mengatakan gelar pasukan yang tadinya menerapkan organisasi latihan Air Defence Exercise (ADEX) di Selat Madura saat itu, kemudian diubah menjadi organisasi SAR ketika pesawat tersebut hilang kontak dan jatuh.
Yudo mengatakan lokasi pesawat sebenarnya sudah ditemukan sejak Rabu (8/9/2022) kemarin.
Namun karena kuatnya arus, hujan lebat, dan posisi bangkai pesawat yang terbalik maka kegiatan SAR harus ditunda.
"Sehingga tadi pagi dengan kondisi seperti itu langsung pagi-pagi diselami dan alhamdulillah bisa diangkat. Dan karena arusnya berat tadi malam ditungguin terus dan dikasih pelampung sehingga pergeserannya ini bisa di monitor terus," kata Yudo.
Selain itu, kata Yudo, bangkai pesawat tersebut juga sudah diangkat dengan menggunakan KRI Soputan.
"Kita memiliki KRI Soputan yang bisa untuk menunda kapal maupun memiliki crane untuk mengangkat itu," kata dia.
Diberitakan sebelumnya TNI Angkatan Laut mengerahkan 7 KRI, 1 Pesud CN-235, 2 helikopter, 2 KAL, 2 Tim Kopaska, dan 2 Tim Penyelam dalam SAR.
Awalnya pesawat yang diawaki Pilot Lettu Laut (P) Judistira Eka Permady dan Kopilot Letda Laut (P) Dendy Kresna Bhakti lepas landas dari Bandara Juanda.
Kemudian, pesawat itu hilang kontak di perairan Selat Madura setelah lepas landas dan terbang sekira 10 menit atau pukul 08.55 WIB.
"Pesawat terjatuh sekira pukul 09.30 WIB di Alur Pelayaran Barat Surabaya (APBS) antara Kabupaten Bangkalan Madura dan Gresik," ucapnya.
Hingga kini, Dwika menyebut pihaknya masih belum bisa memastikan penyebab jatuhnya pesawat latih tersebut.
Begitu pun kondisi dua kru yang mengawaki pesawat yang kecelakaan tersebut.
"Kemungkinan penyebab kecelakaan pesawat itu masih kita dalami karena kita akan menurunkan tim investigasi setelah pesawat itu bisa ditemukan," tutur Dwika.
"Kemudian kita angkat, baru lah kita bisa menentukan penyebab dari kecelakaan tersebut," sambungnya.