KSAL Hentikan Sementara Operasional Seluruh Pesawat G-36 Bonanza Pasca Insiden di Selat Madura
KSAL Laksamana TNI Yudo Margono mengatakan pihaknya telah menghentikan sementara operasional seluruh pesawat latih G-36 Bonanza
Penulis: Gita Irawan
Editor: Wahyu Aji
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Gita Irawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Staf Angkatan Laut ( KSAL) Laksamana TNI Yudo Margono mengatakan pihaknya telah menghentikan sementara operasional seluruh Pesawat Latih G-36 Bonanza milik TNI AL pasca insiden kecelakaan di Selat Madura.
Diketahui masih ada enam pesawat jenis tersebut yang dimiliki TNI AL.
Penghentian operasional tersebut, kata dia, dilakukan dalam rangka investigasi internal TNI AL.
"Makanya investigasi yang akan kita laksanakan semua pesawat jenis ini sementara kita grounded dulu, ini untuk keperluan itu," kata Yudo saat konferensi pers di Mabesal Cilangkap Jakarta Timur pada Kamis (8/9/2022).
Diberitakan sebelumnya pesawat latih jenis G-36 Bonanza T-2503 yang jatuh di alur pelayaran barat Surabaya atau di Selat Madura memang didesain tidak dilengkapi kursi pelontar untuk awaknya.
Hal ini dikatakan Komandan Pusat Penerbangan Angkatan Laut (Danpuspenerbal) Laksamana Muda TNI Dwika Tjahja Setiawan saat menggelar konferensi pers di Mabes TNI AL, Cilangkap, Jakarta Timur, Rabu (7/9/2022).
"Memang secara desain tidak dilengkapi kursi lontar," kata Dwika.
Dia menyebut jika pesawat tersebut merupakan pesawat latihan yang juga berfungsi untuk pesawat pengangkut. Sehingga, tidak dilengkapi dengan kursi pelontar.
"Jenis pesawat Bonanza ini memang pesawat latih yang juga sebagai pesawat transport atau pesawat ringan yang tidak dilengkapi kursi lontar," ujarnya.
Meski begitu, Dwika melanjutkan, jika pesawat tersebut layak terbang.
Pesawat produksi Amerika Serikat itu masuk ke TNI AL itu masih terbilang baru. Pesawat itu masuk sekira 2013 lalu.
Baca juga: Jenazah Pilot dan Kopilot Puspenerbal yang Kecelakaan di Selat Madura Masih Duduk di Kursi Kokpit
"Pesawat ini masuk jajaran AL tahun 2013, relatif masih sangat layak karena baru saja melaksanakan pemeliharaan pada 22 Agustus 2022," jelasnya.
Awalnya, pesawat yang diawaki Pilot Lettu Laut (P) Judistira Eka Permady dan Copil Letda Laut (P) Dendy Kresna Bhakti lepas landas dari Bandara Juanda.
Kemudian, pesawat itu hilang kontak di perairan Selat Madura setelah lepas landas dan terbang sekira 10 menit atau pukul 08.55 WIB.
"Pesawat terjatuh sekira pukul 09.30 WIB di Alur Pelayaran Barat Surabaya (APBS) antara Kabupaten Bangkalan Madura dan Gresik," ucapnya.
Hingga kini, Dwika menyebut pihaknya masih belum bisa memastikan penyebab jatuhnya pesawat latih tersebut.
Begitu pun kondisi dua kru yang mengawaki pesawat yang kecelakaan tersebut.
Baca juga: Pilot dan Kopilot Pesawat Bonanza TNI AL yang Jatuh di Selat Madura Dapat Kenaikan Pangkat
"Kemungkinan penyebab kecelakaan pesawat itu masih kita dalami karena kita akan menurunkan tim investigasi setelah pesawat itu bisa ditemukan," tutur Dwika.
"Kemudian kita angkat, baru lah kita bisa menentukan penyebab dari kecelakaan tersebut," sambungnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.