Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Polri Sebut Hasil Uji Lie Detector Bisa Jadi Alat Bukti di Persidangan, Tingkat Akurasi 93 Persen

Polri menyebut hasil pemeriksaan menggunakan alat lie detector atau pendeteksi kebohongan bisa dijadikan sebagai alat bukti di persidangan. 

Penulis: Milani Resti Dilanggi
Editor: Arif Tio Buqi Abdulah
zoom-in Polri Sebut Hasil Uji Lie Detector Bisa Jadi Alat Bukti di Persidangan, Tingkat Akurasi 93 Persen
Tangkap layar kanal YouTube Polri TV Radio
Kadiv Humas Polri Irjen Pol Dedi Prasetyo memberikan keterangan pers terkait hasil sidang kode etik tersangka obstruction of justice kasus kematian Brigadir J di Bareskrim Polri, Jakarta, Jumat (2/9/2022). Irjen Pol Dedi menyebut hasil pemeriksaan menggunakan alat lie detector atau pendeteksi kebohongan bisa dijadikan sebagai alat bukti di persidangan.  

TRIBUNNEWS.COM - Polri mengklaim hasil pemeriksaan menggunakan alat lie detector atau pendeteksi kebohongan bisa dijadikan sebagai alat bukti di persidangan. 

Kadiv Humas Polri, Irjen Pol Dedi mengatakan alat pendeteksi yang dimiliki Puslabfor Polri sudah terverifikasi.

Dengan itu diyakini bahwa pemeriksaan ini memiliki tingkat akurasi yang tinggi.

"Sama dengan ikatan forensik di Indonesia, untuk polygraph ada ikatan secara universal di dunia, pusatnya di Amerika."

"Dan alat polygraph yang digunakan puslabfor kita ini semuannya sudah terverifikasi dan juga sudah tersertifikasi baik ISO maupun dari perhimpunan polygraph dunia," kata Dedi, dikutip dari tayangan YouTube KompasTv, Kamis (8/9/2022).

Lanjut Dedi mengatakan, alat lie detector kepunyaan Polri buatan dari Amerika dan telah digunakan Puslabfor Polri sejak tahun 2019.

Baca juga: Digunakan untuk Periksa Para Tersangka Kasus Brigadir J, Seberapa Akurat Lie Detector?

Dedi menyebut, alat pendeteksi kebohongan tersebut memiliki tingkat akurasi mencapai 93 persen.

Berita Rekomendasi

Karena itu, hasil polygraph atau lie detector dinilai memiliki kekuatan hukum

"Alat yang kita punya ini alat dari Amerika tahun 2019 dan tingkat akurasinya 93 persen," kata Dedi.

"Hasil polygraph setelah saya berkomunikasi dengan puslabfor dan juga operator polygraph, bahwa hasil polygraph atau lie detector itu adalah pro justitia. Nanti penyidik ​​juga mengungkapkan ke depan

"Kenapa saya bisa sampaikan pro justitia? Karena tingkat akurasi 93 persen. Kalau di bawah 90 persen itu tidak masuk dalam ranah pro justitia," ujarnya. 

Sehingga, kata Dedi hasil uji lie detector hanya penyidik yang berhak mengungkap hasil ke publik termasuk di persidangan.

Seperti diketahui, lima tersangka kasus tewasnya Brigadir Nofriansyah Yoshua Hutabarat atau Brigadir J diperiksa menggunakan alat lie detector

Hari Ini Ferdy Sambo Bakal Uji Lie Detector 

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas