Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Gubernur Papua Lukas Enembe Tak Penuhi Panggilan KPK Soal Kasus Gratifikasi, Disebut Kakinya Bengkak

Gubernur Papua Lukas Enembe ditetapkan menjadi tersangka dugaan kasus gratifikasi Rp 1 miliar. Ia tak penuhi panggilan KPK karena kakinya bengkak.

Penulis: Adi Suhendi
zoom-in Gubernur Papua Lukas Enembe Tak Penuhi Panggilan KPK Soal Kasus Gratifikasi, Disebut Kakinya Bengkak
Tribunnews.com/ Tribunpapua.com
Gubernur Papua Lukas Enembe (kiri) dan Stephanus Roy Rening kuasa hukum Lucas Enembe. Lucas Enembe saat ini berstatus sebagai tersangka di KPK terkait kasus gratifikasi Rp 1 miliar. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Gubernur Papua Lukas Enembe ditetapkan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menjadi tersangka dugaan kasus gratifikasi Rp 1 miliar.

Gubernur Papua Lukas Enembe disebut ditetapkan menjadi tersangka sejak 5 September 2022.

Bahkan, KPK pun sudah melayangkan permintaan kepada pihak imigarasi untuk mencegah Gubernur Papua Lukas Enembe bepergian ke luar negeri.

Pengajuan pencegahan terhadap Gubernur Papua Lukas Enembe dilayangkan KPK, Rabu (7/9/2022).

"Pencegahan berlaku selama 6 bulan,” kata Direktur Pengawasan dan Penindakan Keimigrasian, I Nyoman Gede Surya Mataram, dalam keterangan tertulis, Senin (12/9/2022).

Lukas Enembe resmi dicegah ke luar dari wilayah Indonesia terhitung sejak tanggal diterimanya pengajuan pencegahan sampai dengan tanggal 7 Maret 2023.

Baca juga: Fakta-fakta Gubernur Papua Lukas Enembe Jadi Tersangka KPK, Sudah Dilarang ke Luar Negeri

“Yang bersangkutan dilarang bepergian ke luar negeri selama masa pencegahan berlaku, ” ujar Surya.

Berita Rekomendasi

Setelah menerima permintaan pencegahan, Surya mengungkapkan Ditjen Imigrasi langsung memasukkan nama Lukas Enembe ke dalam Sistem Informasi Manajemen Keimigrasian (SIMKIM) yang terhubung ke seluruh Tempat Pemeriksaan Imigrasi di bandara, pelabuhan laut, dan Pos Lintas Batas seluruh Indonesia.

Menyikapi status tersangka terhadap Lukas Enembe, Stephanus Roy Rening selaku kuasa hukum mengatakan apa yang dilakukan KPK terhadap kliennya terlalu prematur.

Baca juga: Kontroversi Gubernur Papua Lukas Enembe, Ancam Pulangkan Mahasiswa Papua di Seluruh Indonesia

"Penetapan tersangka yang dilakukan oleh penyidik KPK terhadap Gubernur Papua prematur," kata Roy kepada awak media di Jayapura, Senin (12/9/2022).

Menurut Roy, soal penetapan Gubernur Papua, Lukas Enembe sebagai tersangka dugaan korupsi belum diketahui secara jelas.

AKSI MASSA - Simpatisan Gubernur Lukas Enembe saat menggelar aksi unjuk rasa di Mako Brimob Polda Papua, Kotaraja, Kota Jayapura, Senin (12/9/2022). KPK diminta hentikan kriminalisasi Gubernur Papua.
AKSI MASSA - Simpatisan Gubernur Lukas Enembe saat menggelar aksi unjuk rasa di Mako Brimob Polda Papua, Kotaraja, Kota Jayapura, Senin (12/9/2022). KPK diminta hentikan kriminalisasi Gubernur Papua. (Tribun-Papua.com/Raymond Latumahina)

"Ini jadi catatan kami, seharusnya ditanya ke pak gubernur dong, dan kita juga kaget, kok gubernur bisa jadi tersangka untuk kasus gratifikasi, seolah-orang telah menerima uang transfer 1 milyar," jelasnya.


Tidak hanya itu, Roy juga menyebut tindakan KPK juga bertentangan dengan Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP).

Baca juga: Temui Mendagri Tito Karnavian, Gubernur Lukas Enembe Dukung Pemekaran Papua

"Untuk menetapkan satu tersangka persyaratannya harus ada alat bukti, atau harus mendengar keteranganya dulu sebagai pemberi keterangan," ujarnya.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas