Akses ke Istana Ditutup Barikade Kawat Berduri, Massa Gebrak: Kami Bukan Maling, Penjahat & Perampok
Aliansi Gerakan Buruh Bersama Rakyat (Gebrak) menyesali pemerintah yang tak menemui massa aksi tolak kenaikan harga bahan bakar minyak
Penulis: Fersianus Waku
Editor: Wahyu Aji
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fersianus Waku
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Aliansi Gerakan Buruh Bersama Rakyat (Gebrak) menyesali pemerintah yang tak menemui massa aksi tolak kenaikan harga bahan bakar minyak atau BBM di kawasan Patung Kuda, Jakarta Pusat, Selasa (13/9/2022).
Juru Bicara Gebrak Nining Elitos mengatakan menjelang pemilihan umum (pemilu) 2024 baik wakil rakyat maupun presiden seharusnya menemui rakyat.
"Ketika rakyat datang ke depan Istana ini, kita dibarikade Kawat Berduri, kami bukan maling, kami bukan penjahat, kami bukan perampok," kata Nining di kawasan Patung Kuda.
Nining menegaskan pihaknya menggelar demonstrasi untuk menyampaikan aspirasi rakyat yang terus tergerus.
"Kami menyampaikan apa yang menjadi aspirasi, apa yang menjadi penderitaan apa yang menjadi kesengsaraan, apa yang dialami oleh rakyat adalah kemiskinan secara struktural, termasuk bagaimana terus menggerus kesejahteraan rakyat," ujarnya.
Sementara, Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) Deputi IV Yohanes Joko menyebut Presiden Joko Widodo (Jokowi) berada di Istana Merdeka saat demo buruh dan mahasiswa.
"Beliau di Jakarta beraktivitas seperti biasa," kata Joko di lokasi.
Joko belum memastikan apakah Presiden Jokowi bakal menemui massa aksi menolak kenaikan harga BBM.
"Nanti kita lihat dinamikanya ya, karena yang penting aspirasi dari masyarakat, mahasiswa didengar oleh istana," ucapnya.
Baca juga: Jokowi Ternyata di Istana Saat Buruh dan Mahasiswa Demo Tolak Kenaikan Harga BBM
Dalam tuntutannya hari ini, Gebrak menuntut pemerintah, di antaranya:
1. Tolak Kenaikan Harga BBM, Turunkan harga kebutuhan pokok
2. Cabut Omnibus Law Cipta Kerja dan PP turunanya
3. Cabut UU P3
4. Tolak Revisi UU KUHP (RKUHP)
5. Tolak Revisi UU SISDIKNAS