Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Ribuan Pedemo Tolak Kenaikan Harga BBM Masih Bertahan di Patung Kuda, Polda Metro: Kita Imbau Bubar

Massa aksi demonstrasi menolak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) di kawasan Patung Kuda, Jakarta Pusat masih bertahan hingga malam ini.

Penulis: Abdi Ryanda Shakti
Editor: Adi Suhendi
zoom-in Ribuan Pedemo Tolak Kenaikan Harga BBM Masih Bertahan di Patung Kuda, Polda Metro: Kita Imbau Bubar
Tribunnews.com/ Mario Christian Sumampow
Massa mahasiswa yang berdemo menolak kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) di Kawasan Patung Kuda, Monas, Selasa (13/9/2022) masih belum membubarkan diri hingga lewat pukul 18.00 WIB 

Massa tersebar di beberapa titik di kawasan Patung Kuda, Jakarta Pusat.

Seiring berjalannya waktu, massa perlahan mulai membubarkan diri kecuali gabungan mahasiswa yang justru tampak makin memanas.

Hingga saat ini pihak kepolisian masih menjaga ketat keamanan dengan menambah personel dan memperkuat penjagaan.

Akibat massa yang masih bertahan, jalan Medan Merdeka Barat hingga saat ini masih ditutup.

Tuntutan Mahasiswa

Koordinator aksi sekaligus Ketua BEM UI Bayu Satria Utomo mengatakan pihaknya menolak kenaikan harga BBM. Selain itu, mereka menuntut pemerintah memanfaatkan APBN untuk meredam dampak krisis global.

"Menolak kebijakan pemerintah menaikkan harga BBM karena berdampak secara signifikan terhadap berbagi sektor kehidupan. Kedua, menuntut pemerintahan mengandalkan APBN untuk meredam dampak krisis energi global yang berdampak bagi masyarakat," kata Bayu di lokasi, Selasa (13/9/2022).

BERITA REKOMENDASI

Mereka juga menuntut pemerintah menyelesaikan masalah penyaluran BBM bersubsidi yang kerap membuat subsidi tidak tepat sasaran. Mereka juga menuntut pemerintah menjaga stabilitas harga komoditas daripada memberi BLT yang dinilai cuma untuk meredam protes.

Baca juga: Demo Tolak Harga BBM Naik, Buruh Ancam Golput di Pemilu 2024

"Itu bukan solusi yang struktural dan hanya solusi sesaat. Padahal kenaikan BBM ini tentu akan menjadi kenaikan yang lama sedangkan BLT yang disalurkan itu hanya meredam protes rakyat sesaat karena kenaikan BBM," kata dia.

Dia juga menyoroti pemerintah terus melanjutkan proyek yang menyedot banyak APBN tapi mengurangi anggaran untuk subsidi BBM.

"Katanya kan subsidi BBM itu membebani APBN, padahal ada beban beban dari pemerintah lain yang lebih membebani APBN, seperti proyek IKN, dan proyek tersebut minim urgensi terhadap masyarakat umum," ujarnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas