VIDEO Presiden Jokowi Pertimbangkan Beli Minyak dari Rusia Setelah Ada Tawaran Diskon Harga
Presiden Joko Widodo sedang mempertimbangkan membeli minyak dari Rusia di saat harga minyak mentah dunia sedang berfluktuasi tajam
Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Srihandriatmo Malau
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Joko Widodo sedang mempertimbangkan membeli minyak dari Rusia di saat harga minyak mentah dunia sedang berfluktuasi tajam.
"Semua opsi selalu kami pantau. Jika ada negara (dan) mereka memberikan harga yang lebih baik, tentu saja," kata Joko Widodo dalam wawancara dengan Financial Times ketika ditanya apakah Indonesia akan membeli minyak dari Rusia.
Mengikuti langkah China dan India yang telah memborong puluhan juta ton minyak Rusia, untuk mengimbangi tekanan fiskal akibat kenaikan biaya energi, Indonesia memperimbangkan langkah serupa.
Melonjaknya harga minyak mentah dunia merupakan imbas memanasnya konflik Rusia dan Ukraina.
Hal tersebut memaksa pemerintah pusat mengerek naik harga bahan bakar minyak di Indonesia hingga melesat ke level tertingginya pada awal September 2022 ini.
Walaupun keputusan tersebut memicu gelombang protes, Pemerintah mengatakan kenaikan harga BBM merupakan upaya terakhir yang dapat dilakukan guna menyelamatkan keuangan negara dari pembengkakan anggaran subsidi, di tengah melonjaknya harga minyak dunia dan depresiasi nilai tukar rupiah.
Agustus lalu, Menteri Pariwisata Sandiaga Uno yang dikutip Reuters mengatakan Indonesia telah ditawari minyak mentah Rusia dengan diskon 30 persen.
Sayangnya hingga kini Presiden belum memutuskan apakah Indonesia akan resmi mengikuti langkah para tetangganya untuk mengimpor minyak dari Rusia, atau tetap mengimpor minyak dari pasar global yang harganya kian melejit.
Keputusan Indonesia membeli minyak dari Rusia diyakini dapat membantu menstabilkan inflasi akibat kenaikan harga bahan bakar minyak dan harga sembako dalam negeri, yang saat ini telah melonjak di kisaran 4,69 persen di Agustus.
Angka ini melesat lebih tinggi di atas kisaran target bank sentral yang hanya mematok 2 sampai 4 persen.
Namun jika ndonesia resmi mengimpor pasokan minyak dari Rusia tentunya keputusan ini dapat mendatangkan sanksi dari Barat.
Kelompok tujuh negara terkaya di dunia alias G7 yang terdiri dari Amerika Serikat (AS), Kanada, Jepang, Jerman, Prancis, Italia, dan Inggris telah menerapkan sanksi pembatasan harga minyak Rusia dengan tujuan untuk menghentikan impor minyak mentah Rusia yang bisa digunakan Moskow untuk membiayai invasinya di Ukraina.(*)