PROFIL Ketua Dewan Pers Sekaligus Cendekiawan Muslim Azyumardi Azra yang Meninggal Dunia di Malaysia
Berikut kiprah dan profil Ketua Dewan Pers Azyumardi Azra meninggal dunia di Selangor, Malaysia, Minggu (18/9/2022).
Editor: Malvyandie Haryadi
Azyumardi melawat ke Malaysia dalam rangka memenuhi undangan dari Angkatan Belia Islam Malaysia (ABIM) untuk menghadiri Konferensi Internasional Kosmopolitan Islam yang dilaksanakan di Selangor, Malaysia, pada 17 September.
Presiden ABIM Muhammad Faisal Abd Aziz saat ditemui di Rumah Sakit Serdang pada Jumat (16/9/2022) sore mengatakan, Azyumardi akan menjadi salah satu pembicara dalam konferensi tersebut.
Profil Azyumardi Azra
Azyumardi Azra adalah cendikiawan dan akademisi Muslim Tanah Air.
Dikenal sebagai Profesor yang ahli sejarah, sosial, dan intelektual Islam, dia pernah menjabat sebagai Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, masa jabatan 1998-2006.
Pada 2006, posisinya sebagai Rektor resmi digantikan oleh Prof. Dr. Komaruddin Hidayat.
Dalam rapat senat yang dipimpinnya sendiri, Komarudin Hidayat terpilih menggantikannya dengan mengalahkan dua kandidat lainnya.
Mei 2002, nama Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Jakarta berubah jadi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Ini kelanjutan ide Rektor terdahulu, Prof Dr Harun Nasution, yang menginginkan lulusan IAIN haruslah orang yang berpikiran rasional, modern, demokratis, dan toleran.
Laki-laki kelahiran Lubuk Alung, Padangpariaman, Sumatra Barat, pada 4 Maret 1955 ini kerap muncul mengomentari isu yang berkaitan dengan Islam dan demokrasi.
Selain penghargaan akademis, dia juga menjadi orang Indonesia pertama yang menerima gelar kehormatan Commander of the Order of British Empire pada 2010.
Dengan demikian, Azyumardi Azra dianggap sebagai salah satu bangsawan di Inggris dan berhak menyandangkan singkatan CBE dan panggilan 'Sir' pada namanya.
Tujuh tahun kemudian (2017), Azyumardi Azra mendapatkan Orde Matahari Terbit: Kelas Bintang Emas dan Perak (Order of Rising Sun: Gold and Silver Star) yang merupakan tingkat tertinggi tanda jasa itu, dari Kaisar Jepang saat itu, Akihito (Heisei).
Orde Matahari Terbit adalah tanda jasa pertama yang dianugerahkan Jepang pada 1876 sewaktu Kaisar Meiji, kaisar yang mencanangkan Restorasi Meiji tahun 1868 bertakhta.