Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

SBY Ungkap Ada Tanda Pemilu 2024 Bakal Curang, Peneliti BRIN: Bisa Jadi Kepentingan AHY Maju Pilpres

Peneliti BRIN menyebut pernyataan SBY soal Pemilu 2024 bakal curang bisa jadi untuk kepentingan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) maju pada Pilpres.

Penulis: Fersianus Waku
Editor: Adi Suhendi
zoom-in SBY Ungkap Ada Tanda Pemilu 2024 Bakal Curang, Peneliti BRIN: Bisa Jadi Kepentingan AHY Maju Pilpres
Tribunnews/JEPRIMA
Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat dan juga Presiden RI Keenam Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) saat menghadiri acara Rapimnas Partai Demokrat di JCC Senayan, Jakarta Pusat, Jumat (16/9/2022). Peneliti BRIN menyebut pernyataan SBY soal Pemilu 2024 bakal curang bisa jadi untuk kepentingan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) maju pada Pilpres. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fersianus Waku

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Peneliti Pusat Riset Politik Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Lili Romli menyebut pernyataan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) soal Pemilu 2024 bakal curang bisa jadi untuk kepentingan anaknya, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) maju pada Pilpres 2024.

Romli mengatakan pernyataan Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat itu harus jadi perhatian terlepas anaknya, AHY akan maju pada Pilpres 2024.

"Saya kira apa yang disampaikan oleh Pak SBY harus menjadi perhatian bersama, terlepas bahwa di belakang itu dikaitkan dengan AHY agar bisa maju sebagai capres atau cawapres," kata Romli kepada Tribunnews.com, Senin (19/9/2022).

Romli menduga pernyataan SBY tersebut didasari pengalamannya pada Pilpres 2019 hanya ada dua pasangan calon.

"Karena bisa saja kekhawatiran itu mengingat pengalaman Pilpres yang lalu ada dua pasang dan existing koalisi besar," ujarnya.

Baca juga: Tak Sekadar Gunting Pita, Infrastruktur Era Jokowi Alami Lompatan Besar, Era SBY Hanya Segini

Lebih lanjut, ia menjelaskan pernyataan tersebut juga bisa jadi untuk kepentingan AHY maju di Pilpres bila lebih dari dua pasangan calon (paslon).

Berita Rekomendasi

"Jadi kalau saya baca, selain bisa jadi ada kepentingan AHY agar bisa maju jika lebih dari tiga pasang calon, namun kekhawatiran akan ada hanya dua pasangan capres juga sudah menjadi concern banyak orang," ungkap dia.

"Nah dalam konteks itu, SBY lalu, dalam tanda petik, "memanfaatkan" kondisi kekhawatiran tersebut," sambung Romli.

Sebelumnya, Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat SBY mengatakan ada tanda-tanda pemilihan umum (Pemilu) 2024 tidak jujur dan adil.

Baca juga: Pernyataan SBY Soal Pemilu 2024 Diyakini Bukan Spekulatif, Pengamat: Pasti Ada Data yang Didapatkan

Hal itu disampaikan SBY dalam rapat pimpinan nasional (Rapimnas) Partai Demokrat di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta.

SBY mengatakan dirinya terpaksa turun gunung menghadapai Pemilu 2024 dikarenakan adanya tanda-tanda pemilu tidak jujur.

"Para kader mengapa saya harus turun gunung menghadapai Pemilu 2024 mendatang. Saya mendengar mengetahui bahwa ada tanda-tanda Pemilu 2024 bisa tidak jujur dan tidak adil," kata SBY dalam sebuah video yang beredar seperti dikutip Tribunnews.com, Jumat (16/9/2022).

Menurut SBY, ada yang menginginkan Pilpres 2024 hanya diikuti dua pasangan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres).

"Konon, akan diatur dalam pemilihan presiden nanti yang hanya diinginkan oleh mereka dua pasangan capres dan cawapres saja yang dikehendaki oleh mereka," ujarnya.

Baca juga: Partai Buruh Tanggapi Pernyataan SBY tentang Indikasi Pemilu 2024 Curang Sebagai Early Warning

SBY menuturkan dirinya mendapat informasi bahwa Partai Demokrat sebagai oposisi tidak bisa mengajukan capres dan cawapresnya.

"Informasinya Demokrat sebagai oposisi jangan harap bisa mengajukan capres-cawapresnya sendiri bersama koalisi tentunya. Jahat bukan? Menginjak hak-hak rakyat bukan?" tanya SBY kepada ribuan kader Demokrat.

SBY menyebut mereka yang berencana melakukan upaya demikian dianggap memiliki pikiran batil.

Sebab, kata dia, pemilu merupakan hak rakyat untuk memilih dan dipilih.

"Pikiran seperti itu batil. Itu bukan hak mereka. Pemilu adalah hak rakyat. Hak untuk memilih dan hak untuk dipilih. Yang berdaulat juga rakyat," ungkap SBY.

Lebih lanjut, SBY menjelaskan selama 10 tahun Partai Demokrat berkuasa tak pernah melakukan kebatilan.

"Ingat, selama 10 tahun dulu kita di pemerintahan dua kali menyelenggarakan Pemilu dan Pilpres Demokrat tidak pernah melakukan kebatilan seperti itu," imbuhnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas