VIDEO Pengamat Sebut Klaim Tentang Infrastruktur di Zaman SBY, Malah Rugikan Demokrat dan AHY
Alih-alih mendapatkan simpati, namun justru menurutnya akan meningkatkan antipati terhadap AHY
Penulis: Lendy Ramadhan
Editor: Srihandriatmo Malau
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Klaim-klaim Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengenai pengerjaan infrastruktur di zaman Presiden keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) lebih baik daripada di zaman Presiden ketujuh RI Joko WIdodo (Jokowi) hanya akan berdampak buruk bagi citra Demokrat dan AHY sendiri.
Hal itu dinyatakan pengamat politik dari Peneliti Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi) Lucius Karus di Jakarta Selatan, Sabtu (24/9/2022).
Karena menurut Lucius Karus, data-data yang bertebaran di media menunjukkan sebaliknya, pembangunan infrastruktur di zaman pemerintahan Jokowi lebih baik daripada di SBY.
Lucius Karus mengaku, klaim-klaim prestasi untuk memberikan citra positif pada tokoh politik atau partai politik sah-sah saja.
Namun menurutnya, di zaman kemudahan akses data sekarang ini, klaim-klaim tersebut akan sangat tidak berarti bila tidak disertai dengan data yang akurat.
Sebelumnya, Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menyampaikan bahwa pemerintahan era Presiden Joko Widodo (Jokowi) hanya melakukan "gunting pita" lantaran hanya melanjutkan proyek pembangunan infrastruktur dari Presiden keenam RI yang juga Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Sementara itu, potensi adanya kecurangan Pemilu 2024 disampaikan oleh SBY. Kedua pernyataan itu disampaikan pada Rapimnas Partai Demokrat beberapa waktu lalu.
"Saya kira klaim infrastruktur maupun terkait dengan dugaan pemilu curang sejauh ini tidak menguntungkan partai yang menyampaikan itu ke publik," kata Lucius, dalam Diskusi bertajuk 'Perang Klaim Infrastruktur dan Tudingan Pemilu Curang 2024', di D'Hotel, Jakarta, Sabtu (24/9/2022).
Selain itu, menurutnya klaim data infrastruktur yang disampaikan AHY justru akan berdampak negatif kepada dirinya sendiri.
Alih-alih mendapatkan simpati, namun justru menurutnya akan meningkatkan antipati terhadap AHY.
"Jadi buat saya secara politis klaim yamg disampaikan oleh Ketua Demokrat AHY itu justru berdampak negatif untuk dirinya," ujarnya.
"Alih-alih kemudian dengan itu dia bisa mengambil lebih banyak pendukung Jokowi untuk kemudian masuk dalam gerbong Partai Demokrat, dengan justru mengklaim sesuatu yang tidak sesuai fakta atau data, dia justru mungkin akan mendapatkan antipati dari pendukung Jokowi," imbuhnya.
Atas dasar itu, Lucius menyarankan agar Partai Demokrat menyusun ulang strategi pemenangan jelang Pemilu 2024.
Sebab, klaim data semata yang disampaikan AHY bisa mudah diserang balik.